BERDASARKAN dalam situs resmi blackbox kiamat, sudah mulai bekerja dengan menampilkan beberapa informasi perekaman di halaman utama, mulai dari status recording hingga kordinat wilayah yang direkam di Tasmania, Australia itu.
Diketahui blackbox kiamat itu merupakan hasil kerja sama Clemenger BBDO dan University of Tasmania. Kotak hitam itu akan menyimpan dan menganalisa segala informasi penyebab kehancuran yang terjadi di bumi.
Sangat jauh berbeda dengan wujud blackbox yang ada di pesawat dan di kendaraan roda empat, Earth Blackbox itu berupa monolit besi berukuran besar dengan desain yang sangat unik. Monolit itu akan jadi pusat dari penyimpanan setiap langkah yang manusia ambil yang mengakibatkan bencana iklim. Rekaman itu akan memberikan catatan bagi peradaban masa depan untuk memahami apa yang menyebabkan kerusakan Bumi.
Jim Curtis, Direktur Eksekutif dan Kreatif dari Clemenger BBDO mengatakan proyek unik ini merupakan kegiatan non komersial. Menurutnya proses rekaman akan mengumpulkan pengukuran suhu darat dan laut, pengasaman laut, CO2 atmosfer, kepunahan spesies, perubahan penggunaan lahan, serta hal-hal seperti populasi manusia, pengeluaran militer, dan konsumsi energi.
Selain itu kotak hitam kiamat juga akan mengumpulkan data kontekstual seperti berita utama surat kabar, posting media sosial, dan berita dari acara-acara penting seperti konferensi perubahan iklim Konferensi Para Pihak (COP). Termasuk pertemuan G7 yang berlangsung baru-baru ini.
"Jadi ketika bumi hancur karena perubahan iklim, kotak hitam ini akan tetap ada dan dapat digunakan oleh siapa saja yang kemudian menemukan dan mempelajarinya," jelas Jim Curtis.
Dia juga melanjutkan Tasmania dipilih bukan tanpa sebab. Awalnya ada tempat lain yang direncanakan untuk menaruh blackbox bumi yakni Malta, Norwegia dan Qatar. Hanya saja Tasmania terpilih karena memiliki stabilitas geopolitik dan geologis.
Jim Curtis mengatakan blackbox kiamat tidak hanya jadi data eksklusif. Data yang akan terus berkembang diharapkan akan bisa dipantau atau dipelajari oleh masyarakat umum melalui digital platform. Termasuk bagi mereka yang ingin memantaunya melalui situs resmi.
Editor : Hadi Widodo
Artikel Terkait