SLAWI , iNewsPantura.id - Puncak cuaca ekstrem diprediksi terjadi pada bulan Februari 2025. Hal tersebut diungkap Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Tegal Khanifan.
Musim hujan menurutnya sudah masuk di wilayah Kabupaten Tegal sejak Oktober 2024. Bahkan, di awal November ini, curah hujan diperkirakan akan tinggi.
Usai Rapat Koordinasi Bidang Penanggulangan Bencana di Gedung Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Tegal, Selasa, 12 November
2024, Khanifan menjelaskan, musim hujan ini diprediksi akan berakhir pada bulan April 2025.
Sedangkan puncak cuaca ekstrem akan terjadi pada Februari 2025. Oleh karena itu, masyarakat diminta waspada karena bencana banjir dan tanah longsor sudah mengintai.
"Termasuk angin puting beliung, itu harus diwaspadai saat peralihan musim ini," kata Khanifan.
Dia juga menyinggung soal gelombang laut Jawa yang akan naik hingga mencapai 2 meter. Gelombang naik ini akan terjadi pada peralihan musim seperti di awal bulan November ini.
"Kalau ada tanda-tanda cuaca ekstrem, kami langsung warning kepada masyarakat," ungkapnya.
Curah hujan tinggi akan mencapai sekitar 100 milimeter per hari. Namun, curah hujan itu tidak akan terjadi setiap hari. Hanya di waktu tertentu.
"Kadang di bawah 100 milimeter," jelasnya.
Kepala Markas PMI Kabupaten Tegal Sunarto menambahkan, persiapan untuk menghadapi musim hujan ini, tidak hanya logistik. Namun juga peralatan untuk menolong korban banjir seperti perahu karet.
"Kita juga sudah menyiapkan dapur umum," imbuhnya.
Sementara, Ketua PMI Kabupaten Tegal Iman Sisworo mengaku sejauh ini sudah pemberitahuan kepada petugas PMI di seluruh kecamatan dan desa di Kabupaten Tegal agar tetap waspada.
Iman juga meminta kepada para petugas itu agar memberikan imbauan dini kepada masyarakat ihwal cuaca ekstrem.
Masyarakat diharapkan dapat mengantisipasi bencana banjir dengan membersihkan sampah yang menyumbat di sungai dan drainase.
Iman menyebut, ada beberapa wilayah yang rawan banjir. Yaitu di wilayah Kecamatan Warureja, Kecamatan Adiwerna dan Desa Prupuk Kecamatan Margasari.
Sedangkan tanah longsor, rawan terjadi di wilayah atas seperti Kecamatan Bojong, Kecamatan Bumijawa dan Kecamatan Jatinegara.
"Kami sudah menyiapkan logistik untuk membantu warga yang terdampak bencana banjir dan tanah longsor. Bantuan ini berupa beras dan lainnya," pungkasnya.
Editor : Yunibar SP
Artikel Terkait