BATANG, iNewsPantura.id - Program perumahan subsidi bagi kalangan menengah ke bawah terus dioptimalkan dengan memfokuskan pada mereka yang berpenghasilan rendah. Perumahan subsidi yang pro-rakyat ini menyasar pada petani, nelayan, tenaga migran bahkan asisten rumah tangga hingga pewarta atau jurnalis pun diberi kesempatan yang sama.
Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman Republik Indonesia, Maruarar Sirait, mengatakan, dalam waktu dekat yakni Juni mendatang, program tersebut juga akan menyasar kalangan asisten rumah tangga.
Masing-masing 25 ribu unit rumah bersubsidi diperuntukkan bagi mereka yang berpenghasilan rendah dan non gaji. Seperti petani, tenaga kesehatan, wartawan serta pedagang kelontong seperti sayuran dan sejenisnya," ungkapnya, saat meninjau Perumahan Griya Bahtera 4, Warungasem, Batang, Selasa (29/4/2025).
Hal ini menjadi bukti, Presiden Prabowo Subianto mewujudkan harapan masyarakat agar memiliki rumah bersubsidi secara merata. "Yang jelas syarat utamanya punya KTP, tinggal di suatu daerah, jenis usahanya jelas," bebernya.
Terkait kualitas bangunan, Maruarar mengapresiasi dengan memberikan angka 7,5 , setelah melihat langsung mutu tiap sisi rumah yang mayoritas ditempati para buruh. "Tapi tolong pengembang menambah fasilitas biopori, penghijauan yang penting demi kenyamanan penghuninya," tegasnya.
Komisioner BP Tapera, Heru Pudyo Nugroho membenarkan, kerja sama telah dibangun dengan baik bersama bank penyalur dan pengembang. Tahun 2025, Tapera mewajibkan bank menyalurkan 10 persen dari target, kepada masyarakat yang tergolong berpenghasilan non gaji.
"Misal pedagang bakso, ketika dicek benar sesuai yang dijual dibuktikan dengan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), nanti akan dicek oleh bank berapa pendapatan per harinya," ujarnya.
Pemerintah telah mengelompokkan batas Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) ke beberapa zona. Khusus di zona Jawa Tengah bagi yang belum menikah dengan penghasilan Rp1 juta - 8,5 juta serta yang sudah menikah Rp1 juta - 10 juta bisa memiliki rumah subsidi.
Salah seorang penghuni rumah subsidi Perum Griya Bahtera, Faiz mengutarakan sangat terbantu dan sengaja memanfaatkan momentum program tersebut karena memudahkan dirinya sebagai pekerja pabrik memiliki hunian. "Prosesnya mudah, cicilan cuma Rp1 jutaan selama 20 tahun dengan tipe 30×72 m² dan kualitas bangunan cukup baik karena kemarin waktu ada gempa tidak retak," tandasnya.
Editor : Suryo Sukarno
Artikel Terkait