Harga Salak Anjlok ! Jangan Khawatir, Kini Ada Inovasi Dodol Salak yang Dongkrak Harga

Mas Sal
Tim Pengabdian Masyarakat dari UMP Kenalkan Mesin Pengaduk Ergonomis untuk Pengolahan Dodol Salak di Desa Kupangan, Wonosobo, Jawa Tengah. Foto : iNewsPantura.id/ Mas Sal

PURWOKERTO, iNewsPantura.id - Anjloknya harga salak membuat sejumlah petani merasa merugi. Apalagi jika musim hujan buah salak mudah busuk dan nilai jualnya kurang bagus. 

Namun kini petani bisa tersenyum. Karena adanya inovasi untuk membuat dodol dari bahan buah salak ini.

Universitas Muhammadiyah Purwokerto melalui Tim Pengabdian Masyarakat mengenalkan mesin pengaduk ergonomi untuk pengolahan dodol salak di Desa Kupangan Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Wonosobo Jawa Tengah.

 Pelatihan dilaksanakan secara bertahap pada 2 Agustus 2025, 10 Agustus 2025 dan 21 Agustus 2025. Tim pengabdian masyarakat yang merupakan dosen ini beranggotakan 3 orang yaitu Ratna Kartika Wati, Ph.D, Hengky Widhiandono, PhD, Siti Zulaehah, M.Eng. 

Kegiatan ini berlangsung setelah mendapatkan pendanaan dari Hibah Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (DPPM) Kemendiktisaintek tahun 2025.

Ratna Kartika Wati menjelaskan tujuan kegiatan pengabdian masyarakat ini untuk meningkatkan produktifitas petani dan meningkatkan pendapatan melalui diversifikasi olahan dodol ketan menjadi olahan dodol salak, serta peningkatan kapasitas produksi melalui penggunaan TTG dan manajemen usaha yang terkelola dengan baik.

"Berdasarkan analisa dilapangan para petani mengalami kerugian akibat harga salak yang anjlog, serta menurunnya jumlah pengrajin dodol ketan akibat penjualan yang menurun," ungkap Ratna.

Ratna Kartika Wati menambahkan Desa Kupangan, Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah ini merupakan salah satu desa binaan UMP yang memiliki potensi besar di sektor perkebunan, terutama dalam budidaya salak. 

"Kondisi tanah serta iklim desa ini sangat cocok untuk pertumbuhan tanaman salak, sayangnya belum dikelola secara optimal," ungkapnya. 

Lebih lanjut Ratna menerangkan untuk mengoptimalkan hasil petani salak maka dilakukan pengabdian masyarakat dengan kegiatan diantaranya membantu Kelompok KWT sari salak mendapatkan permodalan yang tepat dan legal bebas dari renternir. selain itu mewujudkan lingkungan yang nyaman bagi para pekerja sehingga mempengaruhi produktivitas kerjanya. Juga membantu membenahi produknya, strategi pemasarannya yang tepat dan perbasis digital  juga tersertifikasi halal maupun sudah tersertifikasi PIRT.

Selain program diatas DPPM Kemendiktisaintek melalui dosen UMP juga memberikan hibah 1 mesin pengaduk dodol salak, 1 unit mesin gerinda kopi dan 1 mesin pemarut kelapa guna meningkatkan produktifitas KWT kali salak. 

Slamet, salah satu petani salak di Desa Kupangan menjelaskan bahwa antara bulan Januari-Febuari setiap masa panen raya,  harga salak sangat rendah, sehingga petani merugi.

"Di desa ini juga terdapat usaha produktif pembuatan dodol ketan yang merupakan salah satu jenis makanan tradisional Indonesia, namun lambat laun pengrajinnya semakin sedikit karena hasil yang kurang memuaskan," tuturnya. 

Slamet merasakan ada perubahan setelah datangnya dosen UMP didesa kupangan, para pengrajin dodol sangat terbantu dengan bimbingan dari dosen UMP untuk mengemas produk dodol agar menarik dipasaran.

"Selain itu kami diajari merancang strategi pemasaran melalui media sosial, dibantu mendaftar Quick Response Code Indonesia Standar/QRIS dan bantuan pengajuan sertifikat PIRT dan Sertifikat halal," tegasnya.

Hasil yang diperoleh dari pengabdian masyarakat ini 95% anggota KWT sari salak terampil membuat dodol salak yang bertekstur lembut dan kenyal, 85% anggota KWT Sari Salak terampil memanfaatkan limbah salak (kulit dan biji salak) menjadi, kopi, dan teh, KWT sari salak sudah memproduksi dodol salak, 1 unit mesin pengaduk dodol, 1 unit mesin gerinda kopi dan 1 unit mesin pemarut kelapa diimplementasikan, 95% anggota mitra paham akan bahaya renternir, mitra sudah membuat aplikasi QRIS dan sudah mengimplementasikan untuk transaksi penjualan produk, Mitra mempunyai akun Instagram, youtube, shopee. 

Editor : Suryo Sukarno

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network