GUNUNGKIDUL, iNewsPantura.id - Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Desa Sumberejo, Kecamatan Semin, Kabupaten Gunungkidul, resmi ditutup sementara. Penutupan dilakukan setelah adanya dugaan keracunan massal pada pertengahan September yang menyebabkan belasan pelajar harus dilarikan ke rumah sakit dengan gejala mual dan muntah.
Keputusan penghentian operasional SPPG tersebut tertuang dalam surat bernomor 537/D.TWS/09/2025 yang diterbitkan Badan Gizi Nasional (BGN) pada 27 September 2025. Dalam surat itu disebutkan perihal pemberhentian sementara pelayanan dapur sehat yang sebelumnya digunakan untuk mendukung program makan bergizi gratis (MBG).
Langkah penutupan ini diambil setelah adanya laporan dari masyarakat mengenai dugaan keracunan makanan MBG. Keluhan yang muncul di antaranya berupa mual, muntah, sakit perut, pusing, hingga keletihan yang dialami sejumlah siswa usai mengonsumsi makanan yang disediakan oleh SPPG.
Sementara itu, sejumlah langkah perbaikan kini sedang diupayakan pihak pengelola. Perbaikan tersebut meliputi peningkatan sanitasi, drainase, kebersihan dapur, serta penyediaan tempat cuci tangan. Selain itu, pengurusan Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS) dan sertifikasi halal juga tengah diproses untuk menjamin keamanan makanan ke depan.
Surat penghentian operasional ini juga ditembuskan ke berbagai pihak terkait, mulai dari Kepala BGN, Wakil Kepala BGN, Sekretaris Utama BGN, hingga Inspektorat Utama BGN. Pihak BGN menegaskan penutupan bersifat sementara hingga batas waktu yang belum ditentukan, sambil menunggu proses investigasi lebih lanjut.
Didik Rubiyanto, perwakilan SPPG Sumberejo, membenarkan adanya penutupan sementara dapur sehat tersebut. Ia menyebut langkah itu dilakukan sejak 27 September 2025 lalu. “Saat ini sejumlah perbaikan sedang diupayakan dan pengurusan sertifikat tengah dilakukan. Kami optimis setelah semuanya rampung, dapur sehat dapat kembali beroperasi secara normal,” ujarnya.
Meski dihentikan sementara, aktivitas dapur tetap berlangsung. Para pekerja tetap masuk setiap hari untuk melakukan pembersihan, termasuk mencuci ompreng atau wadah makan yang biasa digunakan untuk program MBG.
Penutupan ini menjadi perhatian besar, mengingat program MBG merupakan salah satu upaya pemerintah dalam pemenuhan gizi masyarakat. Evaluasi menyeluruh diharapkan dapat meningkatkan standar keamanan pangan, agar kejadian serupa tidak kembali terulang di kemudian hari.
Editor : Suryo Sukarno
Artikel Terkait