BATANG, iNewsPantura.id – Meningkatnya temuan kasus HIV/AIDS sepanjang 2025 membuat Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Batang menggelar pertemuan khusus bersama lintas sektor. Pertemuan tersebut menjadi momentum evaluasi sekaligus penentuan langkah konkret untuk mencegah penularan baru di wilayah setempat.
Sekretaris KPA Batang, Mudhofir, menjelaskan bahwa rapat koordinasi ini penting untuk memetakan faktor risiko yang ditemukan selama 2025. “Kami mengevaluasi seluruh pantauan tahun ini dan menyusun strategi agar penularan HIV/AIDS bisa ditekan semaksimal mungkin,” ujarnya.
Data Kasus Meningkat, Sinergi Diperkuat
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Batang, Dirgahayu Riyadi, menegaskan perlunya kolaborasi yang lebih intens antarinstansi dan komunitas.
“Berdasarkan data hingga 2025 terdapat 1.059 kasus HIV di Kabupaten Batang. Dari jumlah itu, 494 ODHIV (Orang Dengan HIV) tercatat sedang menjalani pengobatan ARV, sementara 565 ODHIV lainnya belum mengakses layanan kesehatan,” ungkapnya.
Dirgahayu menambahkan bahwa rendahnya kesadaran sebagian ODHIV untuk mengakses layanan membuat penularan berpotensi berlanjut. “Sinergi semua pihak sangat penting agar mereka bisa didampingi dan mau rutin berobat,” tegasnya.
Edukasi Komunitas Berisiko Terus Ditingkatkan
Koordinator Program Forum Komunikasi Peduli Batang (FKPB), Ahmad Nafis, menyampaikan bahwa pihaknya terus menyasar komunitas berisiko tinggi untuk memberikan edukasi langsung. Sasaran edukasi meliputi komunitas yang rentan tertular seperti pekerja seks, kelompok lelaki seks lelaki (LSL), pengguna jarum suntik tidak steril, hingga remaja.
“Kami dorong mereka memahami risiko dan dampaknya jika terinfeksi HIV. Untuk ODHIV, kami tekankan pentingnya menjaga daya tahan tubuh, terutama melalui pengobatan ARV yang konsisten,” jelas Nafis.
Saat ini, setidaknya 200 ODHIV tengah diupayakan agar rajin mengonsumsi obat secara intensif. Namun, sebagian masih belum rutin berobat. “Penyebabnya beragam, mulai dari kurangnya pengetahuan hingga rendahnya kesadaran tentang pentingnya minum obat,” tambahnya.
Dorongan Pemerintah: Perkuat Deteksi Dini & Pendampingan
Melonjaknya kasus baru membuat pemerintah daerah didorong untuk memperkuat upaya deteksi dini melalui VCT dan mobile clinic, termasuk pendampingan kepada pasien yang berhenti minum obat.
KPA Batang menargetkan peningkatan cakupan layanan, edukasi berbasis komunitas, serta integrasi program kesehatan reproduksi di sekolah. Langkah ini diharapkan mampu menekan penularan baru sekaligus memastikan ODHIV tetap sehat dan tidak menjadi sumber penularan.
Editor : Suryo Sukarno
Artikel Terkait
