JAKARTA, iNewsPantura.id - Tak banyak perempuan yang menjadi iOS Developer atau perancang perangkat lunak. Namun di Kudus, Jawa Tengah ada Rahma Agustina, lulusan SMK yang sukses menjadi iOS Developer.
Kisah inspiratif lulusan lulusan SMK di Kudus ini menarik untuk disimak. Pasalnya, banyak perempuan yang terjun di bidang ini. Namun Rahma berhasil membuktikan, dia bisa melakukannya.
Pemilik nama lengkap Rahma Agustina Kusuma Ningrum ini merupakan alumni SMK Raden Umar Said (RUS) Kudus jurusan Rekayasa Perangkat Lunak.
Saat ini, dia berkarier sebagai iOS Developer di Clapping Ape (PT Adarma Pratama Endaru), software house atau software company yang menyediakan jasa pembuatan aplikasi, website yang berhubungan dengan software dan teknologi.
Rahma mengungkapkan, perjuangannya dimulai saat dia memutuskan untuk melanjutkan sekolah di SMK RUS. Dia sadar jurusan Rekayasa Perangkat Lunak bukanlah idaman banyak kaum hawa. "Awal perjalanan sebagai iOS developer setelah lulus MTS lanjut SMK, ketemulah SMK Raden Umar Said Kudus. Waktu masuk jurusan rekayasa perangkat lunak dulu ceweknya cuman 8 orang dari 25 siswa," kata dia, dikutip dari YouTube Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbud-Ristek, Rabu (2/10/2022).
Meski demikian, dia merasa jurusan yang dipilihnya semakin dipelajari ternyata kian menyenangkan. Dia akhirnya menemukan bakatnya di bidang ini, "Di sana (SMK RUS) di-support dengan tools, device yang high tech, resources yang mendukung juga. Jadi semakin dipelajari, kok makin seru. Saya akhirnya menemukan bakat di sini," ujarnya.
Rahma mengatakan, dia mencoba melawan stigma yang menyebutkan perempuan tidak mengerti dasar teknologi dan pandangan umum bahwa perempuan lebih baik menikah dibanding menimba ilmu setinggi mungkin. "Sayangnya enggak banyak perempuan khususnya dari daerah saya yang memiliki kesempatan yang sama, rata rata mereka dituntut orang tuanya buat disuruh nikah. Menurut saya, enggak boleh lagi ada pemikiran kayak gitu, khususnya para orang tua," ucapnya.
"Kita sebagai perempuan harus mandiri, juga harus independen karena kita enggak akan tahu ke depannya akan ada masalah apa yang mengharuskan kita buat stand up sendiri, buat ngebantu masalah itu sendiri," imbuh Rahma.
Perempuan berusia 20 tahun ini pun bertekad membuktikan bahwa perempuan juga bisa bersaing di dunia industri dan memberikan pengaruh besar. Meski sempat dilarang orang tuanya untuk berkarier di kota besar, Rahma memberanikan diri dan membuktikan dirinya mampu hingga mendapatkan dukungan dari orang tuanya.
"Pekerjaan di bidang teknologi ini umumnya berada di kota-kota besar. Saya tiba-tiba izin kerja di Jakarta, dulu sempet ada cekcok sama orang tua, nanti kamu sama siapa kalau sakit di sana sendirian, tapi setelah diyakini kerja di Jakarta tuh enggak seserem yang dibayangin, akhirnya orang tua setuju, ngebolehin dan sampai sekarang masih didukung," tuturnya.
Dia menuturkan, seiring dengan teknologi yang kian update dan berkembang, ada kebanggaan tersendiri saat membuat aplikasi dan berguna untuk orang lain. Dia mengaku terinspirasi dari salah satu komunitas pegiat perempuan, yaitu Girl Support. "Terinspirasi dari Girl Support, saya ingin mengangkat dari lingkungan terkecil, terutama di Kudus. Visinya biar tidak ada lagi stereotip dan banyak perempuan yang berani dan bangkit membantu orang lain di sekitar kita dan membantu perempuan lain untuk bisa maju dan berkembang,” kata Rahma, dikutip dari laman Kemendikbud.
Sementara CEO Clapping Ape Bobby Pranoto mengungkapkan, Rahma merupakan lulusan SMK yang mampu bersanding dan tidak kalah dengan lulusan S-1 yang mempunyai kompetensi di bidang teknologi. Rahma juga satu-satunya perempuan di timnya. "Rahma ini punya drive yang kuat, yang bisa membuat feedback. Rahma juga memiliki technical skill yang oke, passion yang juga oke," ujar Bobby. Demikian kisah Rahma Agustina, lulusan SMK sukses jadi iOS developer. Semoga menginspirasi kamu ya!
Artikel ini telah tayang di www.inews.id , Klik untuk baca: https://www.inews.id/finance/bisnis/kisah-rahma-agustina-lulusan-smk-sukses-jadi-ios-developer.
Editor : Muhammad Burhan