get app
inews
Aa Read Next : Terbang ke Tanah Suci Mulai 12 Mei, Begini Skema Perjalanan Haji Indonesia 2024

Viral Kasus Ibu Tega Bunuh Anak di Brebes, Psikolog: Manifestasi Putus Asa, Frustrasi dan Marah

Sabtu, 26 Maret 2022 | 05:45 WIB
header img
Viral Kasus Ibu Tega Bunuh Anak di Brebes, Psikolog: Manifestasi Keputusasaan, Frustrasi, hingga Kemarahan (Foto: Okezone)

KETUA II Ikatan Psikolog Klinis (IPK) Indonesia Ratih Ibrahim, M.M. mengidentifikasi perbuatan ibu yang tega bunuh anaknya di Brebes sebagai manifestasi dari rasa keputusasaan, frustrasi, hingga kemarahan.

"Saya mengidentifikasi ada perasaan keputusasaan, frustrasi, dan kemarahan yang sangat hebat pada dia. Tapi pertanyaannya marahnya sama siapa, sama anak-anaknya? Belum tentu. Itu bisa kemarahan pada nasib atau suami," kata Ratih.

Meski demikian, Ratih menjelaskan bahwa kondisi mental pada seorang ibu kandung yang membunuh anaknya di Brebes, Jawa Tengah, pada Minggu (20/3), masih bersifat spekulatif sehingga tidak bisa digeneralisasi dalam konteks umum.

Menurutnya, kondisi ekonomi keluarga yang terpuruk hingga kondisi yang terjadi pada suami juga harus diinvestigasi lebih lanjut.

"Kalau saya baca (dari berita) orangnya tertutup, ya. Mungkin juga mau minta tolong sama siapa. Dan karakteristik kepribadiannya seperti apa, kita enggak tahu, karena itu juga bisa berpengaruh terhadap bagaimana dia mengambil tindakan fatal seperti ini," kata Ratih.

Ratih juga mempertanyakan maksud kata-kata yang dilontarkan ibu tersebut yang ingin membebaskan penderitaan anak-anaknya dengan cara membunuh mereka.

"Dia bilang, dengan membunuh itu berarti membebaskan anak-anaknya dari kemungkinan penderitaan yang lebih besar. Pertanyaannya penderitaan apa, apakah memang dia secara sadar melakukannya atau punya pikiran ngawur. Tapi di sisi lain dia juga bilang, 'Saya nggak gila'," kata Ratih.

Dalam persitiwa tersebut, seorang anak (7 tahun) meninggal dunia serta dua anak lainnya (10 dan 4,5 tahun) terluka hingga kritis dan dilarikan ke rumah sakit.

Ratih mengatakan, pada kasus pembunuhan seperti ini harus diamati secara spesifik dengan menunggu hasil pemeriksaan dari tim psikiatri forensik kepolisian. Menurutnya, masih banyak pertanyaan yang belum terjawab di benak masyarakat, terlebih karena hanya melihat melalui video yang beredar.

Sementara pada dua anak terdampak, Ratih berharap agar pihak lain turut membantu penanganan dan proses pemulihan dengan tidak membuat kondisi mereka menjadi lebih berat. Menurut Ratih, tingkatan trauma kedua anak tersebut juga tidak dapat diperkirakan.

"Nomor satu dapat tempat berlindung dulu, mudah-mudahan mereka bisa berkembang dan bertumbuh dengan bagus dan sehat, mendapat penanganan psikologis dan terapi yang baik. Itu juga jadi doa dari kita semua agar anak-anak ini bisa sembuh dari trauma," katanya.

Diketahui sebelumnya, masyarakat Indonesia dihebohkan atas kasus pembunuhan yang dilakukan seorang ibu muda kepada anak-anaknya. Tersangka diketahui depresi hingga sampai hati melakukan perbuatan keji tersebut. Peristiwa itu terjadi pada Minggu (20/3/2022) di Brebes, Jawa Tengah.

Tersangka KU yang berusia 35 tahun tega melukai ketiga anaknya yang masih kecil. Akibat kejadian itu, anak tersangka yang berusia 7 tahun tewas. Sementara, 2 anaknya yang lain mengalami luka serius di bagian dagu, leher, dan dada.

Kejadian bermula saat tetangga mendengar jeritan suara anak kecil. Ketika dihampiri, saksi menemukan anak kedua korban sudah tewas bersimbah darah dengan luka di leher. Hasil visum menunjukkan bahwa korban mengalami luka sayatan sepanjang 12 cm dengan kedalaman 5 cm di lehernya.

Editor : Hadi Widodo

Follow Berita iNews Pantura di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut