Puyuh Jantan Tak Lagi Disia-siakan, Lomba Kluruk Buka Peluang Ekonomi Baru

KEBUMEN, iNewsPantura.id – Burung puyuh jantan selama ini kerap dianggap tak bernilai, bahkan acapkali dibuang atau dijadikan pakan karena tidak bisa bertelur. Namun siapa sangka, suara khas yang dikenal sebagai kluruk dari puyuh jantan kini mulai mendapat tempat tersendiri di hati para penghobi burung kicau. Bahkan, lomba suara puyuh atau puyuh klurukan mulai marak digelar dan menarik banyak peminat.
Salah satu tokoh yang turut menggagas dan mengembangkan tren ini adalah Rojikin, warga Desa Temanggal, Kecamatan Adimulyo, Kabupaten Kebumen. Ia melihat potensi besar di balik suara alamiah puyuh jantan yang selama ini kurang dihargai.
"Puyuh jantan sering dianggap tidak berguna. Banyak yang dimusnahkan sejak menetas karena dinilai tidak produktif. Tapi sebenarnya mereka punya potensi suara yang unik dan bisa dilatih," ujarnya.
Menurut Rojikin, perlombaan puyuh klurukan bukan hanya soal hobi, tapi bisa menjadi jalan baru meningkatkan nilai ekonomi bagi peternak kecil. Dalam ajang lomba, burung puyuh jantan dinilai dari variasi, durasi, dan volume klurukannya. Semakin merdu dan panjang suara yang dikeluarkan, semakin tinggi pula nilainya.
Tidak hanya itu, puyuh jantan juga kini dimanfaatkan sebagai masteran untuk burung kicau lain seperti murai batu. Kombinasi suara alam ini dianggap mampu memperkaya variasi kicauan dan meningkatkan harga jual burung lomba.
"Saya sendiri memelihara jenis puyuh peksi. Suaranya keras dan rapat, cocok untuk memaster burung murai atau kacer. Ini bisa menjadi peluang ekonomi baru, apalagi perawatannya tidak sesulit yang dibayangkan," jelasnya.
Tren klurukan ini membuktikan bahwa apa yang dulunya dianggap tidak berharga, bisa menjadi potensi besar jika dikelola dengan kreativitas dan ketekunan. Rojikin berharap lomba semacam ini terus digalakkan dan mendapat dukungan dari komunitas burung serta pemerintah setempat.
"Saya ingin masyarakat mulai menghargai puyuh jantan. Dari pada dibuang, lebih baik dirawat dan dilatih. Bisa jadi sumber pendapatan tambahan," tandasnya.
Editor : Suryo Sukarno