7 Bunuh diri Massal Terbesar dalam Sejarah Salah Satunya dari Indonesia

Fenomena kejadian bunuh diri massal terjadi di berbagai belahan dunia, salah satunya Indonesia. Berikuti ini informasi kejadian bunuh diri massal terbesar dalam sejarah dunia yang perlu Anda ketahui.
Salah satu latar belakang terjadinya bunuh diri masal yaitu kelompok yang dikalahkan oleh lawannya dapat lebih memilih untuk bunuh diri secara massal daripada ditangkap.
Pakta bunuh diri adalah sebuah bentuk dari bunuh diri massal yang kadang-kadang direncanakan atau dilakukan oleh kelompok kecil dari orang-orang yang frustrasi. Bunuh diri massal telah digunakan sebagai bentuk dari protes politik.
Banyak dari bunuh diri massal ini terjadi karena alasan yang berbeda, sehingga memberikan wawasan berharga ke dalam jiwa kolektif dan individu manusia. Berikut 7 bunuh diri massal terbesar dalam sejarah dikutip dari berbagai sumber;
1. Bunuh Diri Massal Gerbang Surga
Bunuh diri massal ini terjadi di Rancho Santa Fe, San Diego, pada Maret 1997. Polisi menemukan 39 mayat, dengan pakaian yang serasi, sepatu kets Nike, dan kantong plastik diikatkan di kepala. Mereka semua meminum saus apel beracun dalam dosis yang mematikan, dan mereka semua adalah anggota sekte yang disebut "Gerbang Surga".
Pendiri sekte Marshall Applewhite mengklaim bahwa meninggalkan dunia ini akan memberi mereka akses ke pesawat luar angkasa alien dan perjalanan ke kerajaan baru.
2. Bunuh Diri Kuil Surya
Mirip dengan bunuh diri massal Gerbang Surga, para pengikut Ordo Kuil Matahari juga dituntun untuk percaya bahwa mereka akan meninggalkan dunia ini untuk tempat yang lebih baik. Pemimpin mereka, Joseph Di Mambro adalah orang yang terkenal kejam.
Dia adalah pelaku di balik beberapa pembunuhan, salah satunya adalah pembunuhan bayi berusia 3 bulan. Para anggota sekte ini melakukan bunuh diri ritualistik, dan total 74 mayat ditemukan di berbagai negara Eropa.
3 Bunuh Diri MRTCG
Singkatan ini adalah singkatan dari "Gerakan Untuk Pemulihan Sepuluh Perintah Allah," sebuah sekte kiamat dari Uganda, yang percaya bahwa dunia akan segera berakhir dengan dimulainya milenium. Awalnya, ini dianggap sebagai bunuh diri massal, tetapi tak lama kemudian terungkap bahwa itu adalah pembunuhan massal.
Para anggota kultus ini diketahui bersumpah diam, menggunakan bahasa isyarat untuk berkomunikasi. Mereka juga berpuasa secara teratur, dilarang melakukan hubungan seksual, serta sabun. Hidup mereka berakhir pada 2000 setelah mereka semua terlibat dalam serangkaian kebakaran dan keracunan.
4. Pembantaian Kuil Rakyat
Pembantaian ini juga dikenal sebagai pembantaian Jonestown di Guyana. Beberapa anggota ditembak saat mencoba meninggalkan Jonestown, dan beberapa percaya insiden ini adalah pembunuhan massal.
Komunitas Peoples Temple didirikan pada 1970-an dan dipimpin oleh Jim Jones, yang memerintahkan para anggotanya untuk meminum minuman yang mengandung sianida.
Kuil Rakyat juga dikenal karena berbagai penipuan keuangan dan pelecehan anak. Diperkirakan ada lebih dari 900 orang yang tewas pada saat itu, menjadikan pembantaian Jonestown sebagai bunuh diri massal modern paling signifikan
5. Bunuh Diri Puputan
Puputan (bahasa Bali untuk bunuh diri massal) adalah bunuh diri yang terjadi sepanjang tahun 1900-an, di Bali, Indonesia. Kasus bunuh diri puputan yang paling menonjol terjadi pada 20 September 1906.
Saat itulah pasukan Bali harus menyerah kepada tentara Belanda tetapi malah memutuskan untuk berbaris ke Denpasar dan mulai melakukan bunuh diri dengan cara menusuk. Sekitar 250 warga meninggal hari itu.
6. Bunuh Diri Matouba
Pada 1802 ketika perbudakan hampir dibangun kembali di Guadeloupe, Dengan Louis Delgrès memimpin para budak Guadeloupe, mereka menunggu tentara Napoleon cukup dekat untuk menyalakan bubuk mesiu di sekitar mereka.
Ini menghasilkan ledakan raksasa yang menewaskan para budak dan Prancis.Beberapa ratus orang tewas dalam Pertempuran Matouba, bersama dengan beberapa tentara Prancis. Louis Delgrs menjadi simbol revolusi anti perbudakan.
7 . Tarian Zalongo
Lebih dari 50 orang tewas di wilayah Souli, dekat desa Zalongo (sekarang Yunani) pada tahun 1803, setelah Ali Pasha melanggar perjanjian damai dengan Souliot, membunuh dan memperbudak warganya dalam prosesnya.
Sebagai tanggapan terhadap kehidupan di penangkaran, sekitar 50 wanita bersama dengan anak-anak mereka melakukan ritual bunuh diri, menari dan melompat dari tebing.
Editor : Hadi Widodo