Menjadi Sentra Penyedia Air PLTA, Lereng Gunung Slamet Terus Dihijaukan.
BANYUMAS, iNewsPantura.id - Lereng Gunung Slamet tidak hanya menjadi benteng alam bagi masyarakat sekitarnya, tetapi juga sentra penting penyedia air untuk Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). Air yang mengalir deras dari hulu sungai di lereng Slamet inilah yang selama ini menghasilkan energi bersih untuk ribuan bahkan jutaan warga.
Namun, seiring berjalannya waktu, kawasan lereng menghadapi tantangan serius: alih fungsi lahan, penebangan liar, dan berkurangnya vegetasi penyangga. Kondisi ini membuat debit air tidak stabil, rawan longsor, serta mengancam pasokan listrik.
Oleh karena itu, gerakan penghijauan di lereng Gunung Slamet menjadi langkah nyata yang mendesak. Penanaman pohon keras, tanaman konservasi, hingga penguatan kawasan resapan air akan menjadi tameng alami. Dengan begitu, ketersediaan air terjaga, lingkungan tetap asri, serta energi listrik dari PLTA dapat terus mengalir untuk masyarakat.
Penghijauan bukan sekadar menanam, melainkan investasi jangka panjang. Warga, pemerintah, komunitas pecinta alam, hingga pengelola PLTA diharapkan bergandeng tangan menjaga kawasan lereng. Dengan cara ini, Gunung Slamet tidak hanya kokoh berdiri sebagai ikon Jawa Tengah, tetapi juga tetap menjadi sumber kehidupan yang berkelanjutan.
Untuk itulah, PT PLN Indonesia Power UBP Mrica Banjarnegara menggelar aksi penghijauan di sekitar Wisma Putih PLTA Ketenger, Baturraden, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, hari Rabu 24 September 2025.
Kegiatan bertajuk Green Action ini digelar dalam rangka memperingati HUT ke 30 PLN Indonesia Power.
Senior Manager PLN Indonesia Power UBP Mrica, Nazrul Very Andhi, mengatakan aksi penghijauan ini penting untuk menjaga kelestarian lingkungan di kawasan lereng Gunung Slamet.
Pasalnya, keberadaan hutan di area sekitar PLTA Ketenger berperan vital dalam menjaga kontinuitas pasokan air untuk pembangkit listrik.
“Kami menanam lebih dari 1.300 pohon buah-buahan yang sesuai dengan karakter lereng Gunung Slamet. Harapannya, PLTA Ketenger tetap bisa beroperasi handal dalam memasok listrik untuk masyarakat di Jawa, Madura, dan Bali,” ujarnya usai penanaman pohon.
Menurut Nazrul, kawasan PLTA Ketenger memang sudah hijau, namun masih terdapat titik rawan longsor. Karena itu, pihaknya menanam pohon dengan akar kuat seperti kluwek agar mampu menahan pergerakan tanah.
Selain menjaga pasokan air, penghijauan tersebut juga diharapkan menjadi warisan lingkungan lestari untuk generasi mendatang.
“Semakin hijau, semakin besar pula cadangan air yang bisa kita jaga,” tegasnya.
Kepala Bidang Ruang Terbuka Hijau Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Banyumas, Antik Kusharyanti, menyambut positif kolaborasi itu.
Ia menegaskan penghijauan penting dilakukan tidak hanya di pegunungan, tetapi juga di wilayah perkotaan.
“Banyak jalur perkotaan yang kini minim pohon karena terbetonisasi. Padahal, kebutuhan pohon sangat mendesak, baik untuk lingkungan kota maupun lereng gunung,” jelasnya.
DLH Banyumas sendiri telah rutin melaksanakan penanaman pohon di berbagai titik, seperti Banjarpenapen, Sumbang, dan Kotayasa.
Dalam kegiatan penghijauan itu, PLN Indonesia Power menanam berbagai jenis pohon, antara lain Durian Musang King dan Durian Bawor: 30 batang, bibit aren: 500 batang bibit kopi: 300 batang, bibit nangka: 300 batang
Total sebanyak 1.130 batang pohon didistribusikan ke tiga lokasi, yakni Desa Melung, Desa Ketenger, dan kawasan PLTA Ketenger.
Aksi tersebut diharapkan tidak hanya memperkuat ekosistem lereng Gunung Slamet, tetapi juga memberi manfaat ekonomi jangka panjang bagi masyarakat sekitar.
Editor : Suryo Sukarno