get app
inews
Aa Text
Read Next : 561 Rekening Penerima PKH di Kendal Diblokir PPATK Terkait Judi Online

Warga Gunungkidul Gotong Royong Tandu Pasien Stroke dari Tengah Perbukitan

Selasa, 18 November 2025 | 18:31 WIB
header img
Warga Gunungkidul Gotong Royong Tandu Pasien Stroke dari Tengah Perbukitan. Foto : iNewsPantura.id/ Kismaya

GUNUNGKIDUL, iNewsPantura.id - Video warga Dusun Ngrandu RT 08/RW 01, Kalurahan Katongan, Kapanewon Nglipar, Gunungkidul, yang menandu seorang pria sakit stroke melewati jalur terjal perbukitan, viral di media sosial. Evakuasi darurat itu dilakukan secara manual menggunakan kursi panjang yang diikat menjadi tandu karena akses menuju rumah pasien tidak dapat dijangkau kendaraan, termasuk ambulans.

Peristiwa tersebut dialami **Sardiyono**, warga setempat yang tiba-tiba mengalami serangan stroke ringan pada Selasa (11/11). Kondisi tersebut membuat dirinya tidak bisa bergerak, sementara lokasi rumah berada di tengah area persawahan dan pepohonan besar yang jauh dari akses jalan utama. Situasi darurat itu membuat warga sekitar tak punya pilihan selain bergotong royong menandu Sardiyono ratusan meter menuju titik pertemuan dengan ambulans.

Dalam video amatir yang beredar, tampak beberapa warga berjalan bergantian memanggul kursi panjang yang telah diikat kuat. Mereka harus menembus jalan setapak yang sempit, licin, dan menanjak. Beberapa kali warga terlihat berhenti untuk beristirahat dan menyesuaikan posisi angkat agar kondisi Sardiyono tetap stabil selama perjalanan.

Panikem, istri Sardiyono, mengatakan suaminya tiba-tiba mengeluh sakit dan kehilangan kekuatan gerak. Karena ambulans tak bisa mencapai rumah, warga akhirnya memakai kursi panjang sebagai tandu. “Memang harus pakai kursi panjang, karena mobil tidak bisa masuk sampai rumah,” ujarnya.

Kepala Dusun Ngrandu, **Riyanto**, membenarkan bahwa akses menuju rumah Sardiyono sangat sulit. Menurutnya, rumah warga tersebut berada di antara sawah, pohon besar, dan bebukitan sehingga kendaraan roda empat tidak memungkinkan untuk masuk. “Ambulans hanya bisa sampai jalan setapak, jaraknya ratusan meter dari rumah Pak Sardi. Jadi warga harus membawa lewat jalur itu,” jelasnya.

Riyanto menambahkan, selain rumah Sardiyono, terdapat **tujuh kepala keluarga** lain di dusun tersebut yang tinggal di lokasi dengan kondisi geografis serupa. Jika terjadi keadaan darurat, proses evakuasi hanya dapat dilakukan melalui gotong royong warga dengan cara manual seperti yang dialami Sardiyono.

Ia berharap ke depan ada bantuan tandu medis atau peralatan evakuasi khusus bagi warga di wilayah dengan medan ekstrem tersebut. “Supaya kalau ada warga sakit mendadak, tidak perlu lagi pakai kursi panjang. Setidaknya ada tandu yang lebih aman dan layak,” katanya.

Kisah ini kembali menyoroti persoalan akses layanan kesehatan bagi masyarakat di wilayah perbukitan Gunungkidul. Meski teknologi dan fasilitas kesehatan semakin berkembang, sebagian warga masih harus berjuang melawan medan sulit untuk mendapatkan penanganan medis dasar.

Editor : Suryo Sukarno

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut