Inflasi Rusia Menggila, Tertinggi Sejak Maret 2015

MOSKOW, iNews.id - Sanksi Barat meningkatkan 16,70 Persen inflasi tahunan di Rusia pada 1 April 2022, tertinggi sejak Maret 2015 dan naik dari 15,66 persen dari seminggu sebelumnya.

Kementerian Ekonomi pada, Rabu (6/7/2022) menyampaikan, inflasi tersebut dampak dari nilai mata uang Rubel di tengah sanksi Barat. 

Baca Juga

Bank Sentral Rusia Tak Kendalikan Inflasi untuk Dorong Perusahaan Beradaptasi dengan Sanksi Barat

Dikutip dari Reuters, inflasi di Rusia telah meningkat tajam dalam beberapa minggu terakhir karena jatuhnya Rubel ke titik terendah sepanjang masa.

Hal ini mendorong permintaan untuk berbagai macam barang mulai dari bahan makanan hingga mobil dengan ekspektasi harga akan naik lebih tinggi lagi. 

Inflasi mingguan di Rusia melambat menjadi 0,99 persen dalam seminggu hingga 1 April dari 1,16 persen seminggu sebelumnya. Ini membuat kenaikan harga konsumen tahun ini menjadi 9,99 persen, menurut data dari layanan statistik Rosstat.  Dalam periode tiga bulan yang sama tahun lalu, harga konsumen naik 2,72 persen.

Hampir semua harga barang mulai dari sayuran dan gula hingga pakaian dan smartphone terus meningkat lebih lanjut, tetapi pada kecepatan yang lebih lambat dari pada minggu-minggu sebelumnya.

Hal ini disebabkan karena Rubel pulih dari rekor terendah yang dicapai pada bulan Maret. 

Bank sentral yang menargetkan inflasi tahunan sebesar 4 persen, mempertahankan suku bunga utamanya di 20 persen pada bulan Maret dan memperingatkan lonjakan inflasi yang akan segera terjadi dan kontraksi ekonomi yang membayangi.

Sementara itu, menurut survei online pialang Finam menyebutkan, hampir 75 persen orang memperkirakan inflasi 2022 akan melebihi 20 persen. Tetapi analis mengatakan risiko inflasi lebih lanjut akan dibatasi oleh penurunan pendapatan riil.
 

Editor : Hadi Widodo