PEKALONGAN, iNewspantura.id – Meski tenaga medis menjadi jenis profesi yang diidamkan banyak orang, namun siapa sangka jika pekerjaan ini memiliki risiko yang tak sembarangan. Dalam keseharian, mereka melayani pasien penderita sakit. Otomatis, risiko tertular penyakit pun tak terhindarkan.
Tingginya risiko tersebut membuat Wakil Walikota Pekalongan, Salahudin merasa was-was. Ia menilai, kondisi tersebut mesti segera diantisipasi. Salah satunya, dengan menerapkan standar yang tinggi pada Standar Operasional Prosedur (SOP).
Menurutnya, selain dapat dijadikan acuan peningkatan kualitas layanan, SOP juga dapat digunakan sebagai piranti untuk melakukan antisipasi risiko kerja. Ia mengakui, lingkungan kerja di RSUD Bendan memiliki risiko kerja tinggi. Selain diakibatkan kontak dengan pasien, risiko kerja tersebut juga dipengaruhi oleh jam pelayanan yang berpotensi menguras energi terlalu besar. Tak menutup kemungkinan, hal tersebut juga akan memengaruhi kondisi fisik dan psikis mereka.
“Dibandingkan unit pelayanan lain pada lingkup Pemerintah Kota (pemkot) Pekalongan, mereka resiko tertular penyakitnya juga tinggi, jadi mereka harus memiliki standar pelayanan yang lebih tinggi dibandingkan unit lainnya,” ujar Wawalkot Salahudin.
Di sisi lain, Wawalkot Salahudin yang juga merupakan sosok yang religius berpesan, agar dalam menjalankan tugas ASN di lingkungan RSUD Bendan, baik CPNS maupun PPPK, baik yang senior maupun yang baru, mengedepankan unsur ibadahnya. Dengan cara itu, maka ia yakin jika di dalam menjalankan tugas, seluruh komponen yang ada di lingkungan RSUD Bendan akan bekerja dengan semangat tinggi dan penuh komitmen.
“Karena pelayanan kesehatan ini dibutuhkan 24 jam , sehingga butuh ekstra fisik, mental, pikiran, dan niat melayani harus betul-betul ditanamkan yang bisa dimulai dengan perasaan senang dan insyaallah atas dedikasi dan jasa mereka ini nantinya bisa mendapatkan pahala dan balasan baik oleh Allah Swt,” tegasnya.
Editor : Ribut Achwandi
Artikel Terkait
