NEVADA, iNewsPantura.id - Orang Bijak mengatakan, hidup seperti roda, kadang diatas, kadang di bawah. Seperti kisah hidup Jay Chaudry, salah satu orang terkaya di dunia yang dulunya miskin namun kini berharta Rp 148 triliun.
Pemilik perusahaan keamanan siber Zscaler ini melonjak kekayaannya sejak pandemi Covid-19. Dalam daftar Real Time Billionaires Forbes, pengusaha berusia 63 tahun itu memiliki kekayaan sebesar 9,7 miliar dolar AS atau setara Rp148,2 triliun.
Dalam daftar orang terkaya Forbes tahun ini, dia berada di peringkat 171, sedangkan dalam Forbes 400 menempati posisi 79.
Kesuksesan Chaudhry, yang berasal dari desa miskin di India, diraih dengan tekad dan kerja keras. Dia lahir dan tumbuh dari orang tua yang berprofesi sebagai petani kecil di desa kecil Panoh di distrik Una Himchal Pradesh. Desa tersebut kekurangan listrik dan pasokan air minum. Karena tidak memiliki listrik sebagai penerangan dalam rumahnya, dia harus belajar di bawah pohon. Untuk bersekolah pun, dia harus pergi ke desa tetangga.
"Saya biasa berjalan kaki hampir 4 kilometer setiap hari untuk bersekolah di SMA saya di Dhusara, desa tetangga," kata dia dikutip dari India Today, Senin (10/10/2022). Meski hidupnya sulit, namun Chaudhry sangat tekun belajar dan tak pantang menyerah. Setelah lulus SMA, dia melanjutkan pendidikan ke jenjang Strata 1 di bidang Teknik Elektronika di Benaras Hindu University di Varanasi.
Pada 1980-an, dia akhirnya pertama kali naik pesawat ke Amerika Serikat untuk mengejar program master di bidang teknik dan manajemen di University of Cincinnati. Setelah lulus, dia bekerja di bagian pejualan dan pemasaran di sejumlah perusahaan, seperti IBM, Unsys, dan IQ Software selama hampir 25 tahun sebelumnya akhirnya memutuskan untuk memulai usaha sendiri.
Chaudhry dan istrinya, Jyoti meninggalkan pekerjaan mereka dan menginvestasikan tabungannya membangun perusahaan rintisan (startup) pertama bernama SecureIT, yakni perusahaan keamanan siber pada 1996.
Setelah itu, dia juga mendirikan CipherTrust, CoreHarbor, dan AirDefense yang dijual ke pembuat smartphone Motorola pada 2008. BACA JUGA: Michael Hartono, Konglomerat Merakyat Berharta Rp332 Triliun yang Tak Malu Makan di Warung Pada tahun yang sama, dia mendirikan Zscaler dan menjadi CEO-nya.
Kemudian, pada Maret 2018, dia mencatakan saham Zscaler di bursa Nasdaq. Chaudhry dan keluarganya memiliki 42 persen saham perusahaan. Zscaler, yang memiliki lebih dari 5.000 klien dengan seperempat berasal dari Global 2000 ini memiliki lebih dari 2.600 karyawan dan menyediakan keamanan sebagai layanan untuk perusahaan teknologi terkemuka di dunia, di antaranya Microsoft, Siemens, CrowdStrike, dan AWS.
Chaudhry mengaitkan kesuksesannya dengan tidak terikat pada uang. Kesuksesannya saat ini berasal dari obsesinya untuk membantu memberi keamanan di dunia siber terutama untuk berbisnis. "Keberhasilan saya sejauh ini terutama karena saya memiliki sedikit keterikatan pada uang. Obsesi saya benar-benar memastikan bahwa internet dan cloud adalah tempat yang aman bagi semua orang untuk berbisnis," ujar dia, yang saat ini tinggal di Nevada.
Artikel ini telah tayang di www.inews.id , baca dan klik https://www.inews.id/finance/bisnis/kisah-jay-chaudhry-taipan-berharta-rp148-triliun-dulu-hidup-miskin-tanpa-listrik/2.
Editor : Muhammad Burhan
Artikel Terkait