JEPARA,iNewsPantura.id - Kabar gembira bagi warga Jawa Tengah, karena saat ini periksa kesehatan tidak harus di rumah sakit maupun Puskesmas. Lewat program Layanan Dokter Spesialis Keliling (Speling) yang diluncurkan Gubernur Ahmad Luthfi, warga bisa memeriksakan kesehatan di balai desa.
Ada dua keuntungan yang diperoleh warga dengan memeriksakan diri di Speling. Pertama, jarak balai desa yang dekat dengan tempat tinggal sehingga lebih irit waktu. Kedua, cukup bawa KTP maka layanan kesehatan gratis bisa langsung dilakukan.
Ahmad Luthfi mengatakan, setidaknya ada 5 layanan kesehatan gratis yang diberikan, yakni pemeriksaan TBC (Tuberkulosis), kanker serviks, kesehatan jiwa, kusta, dan ibu hamil.
"Ini adalah kunjungan pertama saya (usai dilantik). Speling ini mendekatkan pelayanan kesehatan ke masyarakat bawah. Sasaran yang pertama di Desa Troso (Kecamatan Pecangaan) dan Desa Karanggondang (Kecamatan Mlonggo). Kenapa? Ini linier dengan penerima bansosnya di atas 60 persen," kata Ahmad Luthfi usai mengecek Speling di Desa Karanggondang, Kecamatan Mlonggo,.
Mantan Kapolda Jateng itu menginginkan nantinya semua masyarakat Jateng di 35 kabupaten/kota bisa memanfaatkan layanan Speling, jika tempat tinggal jauh dari Puskesmas maupun Rumah Sakit.
Speling ini didukung dokter spesialis dari 7 rumah sakit milik provinsi dan Dinas Kesehatan dan juga RS swasta. Sebagai tahap pertama, ada 70 desa di 35 kabupaten/kota yang menjadi sasaran. Saat ini sudah ada 10 mobil layanan Speling yang akan terus bekerja melayani masyarakat.
Jumlah mobil Speling akan terus ditambah, Ahmad Luthfi telah memerintahkan RSUD Moewardi memiliki setidaknya 10 unit.
Dari sejumlah layanan kesehatan yang diberikan, Ahmad Luthfi memprioritaskan pemeriksaan TBC. Hal ini linier dengan program Presiden Prabowo Subianto guna menekan penyakit menular tersebut di seluruh Indonesia. Saat ini Jateng sedang "Berburu TBC" untuk penyembuhan dan pencegahan.
"Paling pokok adalah TBC, selaras dengan program Bapak Presiden Prabowo. TBC bisa diturunkan," tandasnya.
Sementara Kepala Dinkes Jateng, Yunita Dyah Suminar mengatakan untuk menangani TBC di Jateng maka langkah pertama adalah menemukan penderita terlebih dahulu. Pada 2025 ini Jateng ditarget menemukan kasus TBC sebanyak 103 ribu. Sementara pada 2024, Jateng ditarget 96 ribu dan tercapai 96 persen.
Menurutnya, Treatment Success Rate (TSR) atau peluang sembuh penderita TBC besar setelah perawatan rutin, yakni 9 orang dari 10 orang. "Tapi kan harus ditemukan dulu kasus TBC ini. Kemudian keluarga atau orang yang di sekelilingnya juga dicek. Dari 1 orang yang sakit, tressingnya minimal 8 orang. Dari situ akan ketahuan, tertular atau tidak" lanjutnya.
Selain pemeriksaan TBC, Gubernur Ahmad Luthfi juga menekankan pemeriksaan kanker serviks dan ibu hamil. Pemeriksaan ibu hamil minimal dilakukan 6 kali dalam 9 bulan mengandung. Pemeriksaan itu ditambah dengan cek janin melalui USG pada trimester pertama atau usia kehamilan 3 bulan pertama dan trimester ketiga atau usia kehamilan 3 bulan terakhir.
Editor : Eddie Prayitno
Artikel Terkait