Langit Pekalongan Berbatik: Festival Balon 2025 Tampilkan Kreativitas Tanpa Batas

Suryo Sukarno
Langit Pekalongan Berbatik: Festival Balon 2025 Tampilkan Kreativitas Tanpa Batas. Foto : iNews/ Suryo S

PEKALONGAN, iNewsPantura.id – Langit Kota Pekalongan berubah jadi kanvas raksasa saat ratusan balon udara bermotif unik dan berwarna-warni menghiasi cakrawala pada Grand Final Festival Balon Pekalongan 2025. Dari motif batik khas daerah, kapal nelayan, hingga tokoh anime seperti Naruto dan Dragon Ball, semuanya menyatu dalam pesta visual yang memikat ribuan pasang mata.

Lapangan Mataram dipadati warga yang antusias mengabadikan tradisi Syawalan khas Pekalongan ini. Sorak sorai dan decak kagum terdengar tiap kali balon mengudara, menandakan betapa Festival Balon bukan sekadar ajang hiburan—tapi juga pesta budaya yang penuh kebanggaan.

Wali Kota Pekalongan, Afzan Arslan Djunaid, atau yang akrab disapa Aaf, menyebut acara ini sebagai puncak kreativitas warga.
“Setiap tahun semakin inovatif. Bukan cuma soal desain, kekompakan tim juga jadi penilaian utama,” ujarnya, Senin (7/4/2025).

Dari 86 tim yang mendaftar, hanya 28 yang lolos ke babak final. Ketatnya seleksi tak menyurutkan semangat peserta. Bahkan, empat balon tambahan dari berbagai instansi ikut meramaikan, membuat total 32 balon menghiasi langit Pekalongan.

Yang menarik, beberapa balon membawa pesan tersendiri. Ada balon bermotif "Ajib"—slogan khas pasangan Aaf-Balgis—hingga desain kapal dan ornamen batik yang menyiratkan kearifan lokal. “Favorit saya tetap yang bermotif batik, tapi semua keputusan tetap di tangan juri. Saya pastikan, tidak ada titipan—semuanya fair play,” tambah Aaf.

Namun, di balik keindahan itu, tersimpan tantangan besar: keselamatan penerbangan. Balon yang terlepas tanpa kendali bisa membahayakan jalur pesawat, apalagi langit Pekalongan berada di lintasan padat penerbangan Jakarta–Semarang.

Kapten Nur Cahyo Utomo, Direktur Keselamatan dan Standarisasi AirNav Indonesia, menyampaikan apresiasinya atas penyelenggaraan festival ini yang sudah sesuai prosedur—semua balon ditambatkan.
“Kami dukung pelestarian budaya, tapi keselamatan tetap nomor satu,” tegasnya.

AirNav bahkan menurunkan mobil komunikasi khusus (VCP) untuk memantau langsung pergerakan balon. Bila ada balon liar, koordinasi cepat dilakukan dengan pengatur lalu lintas udara di Semarang dan disampaikan ke pilot yang melintas.

Kehadiran GM AirNav Semarang, Rita Nurharyanti, dan Direktur Navigasi Penerbangan Kemenhub, Syamsu Rizal, menandakan keseriusan kolaborasi ini.

Festival Balon Pekalongan 2025 membuktikan satu hal penting: tradisi bisa tetap melambung tinggi tanpa mengabaikan keselamatan. Balon-balon itu bukan hanya lambang seni, tapi juga semangat gotong royong, inovasi, dan cinta pada budaya.

Karena di atas langit Pekalongan yang berbatik, bukan hanya balon yang terbang tinggi—tapi juga harapan dan kebanggaan sebuah kota.

Editor : Suryo Sukarno

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network