GUNUNGKIDUL, iNewsPantura.id - Suasana riuh penuh semangat menyelimuti aula SMK Muhammadiyah 1 Playen pada Sabtu pagi, 18 Oktober 2025. Ratusan pelajar dari berbagai sekolah Muhammadiyah di Gunungkidul tampak beradu kemampuan dalam ajang bergengsi OlympicAD Daerah Muhammadiyah atau Olimpiade Ahmad Dahlan. Di tengah persaingan ketat itu, nama SMA Muhammadiyah Al Mujahidin Wonosari mencuat dengan deretan prestasi yang mencengangkan.
Sekolah ini berhasil mendominasi perolehan juara, mengantarkan 49 siswa untuk melaju ke tingkat provinsi. Mereka berasal dari dua bidang besar, yaitu akademik dan non-akademik, yang menjadi inti dari semangat OlympicAD: mengasah kecerdasan intelektual sekaligus menghidupkan nilai-nilai seni, budaya, dan spiritual.
Pada bidang akademik, 19 siswa Al Mujahidin menunjukkan keunggulannya di berbagai cabang seperti Kebumian, Ekonomi, Kimia, Biologi, Fisika, Astronomi, hingga Matematika. Sementara itu, di bidang non-akademik yang digelar sepekan kemudian, 25 Oktober 2025 di SMK Muhammadiyah Wonosari, 30 siswa tampil gemilang dalam cabang News Reading in English, ISMU in Arabic, ISMU in English, Film Pendek, Karya Tulis Ilmiah, Desain Poster, hingga Musabaqah Fahmil Qur’an dan Da’wah Digital.
Tak berhenti di sana, sekolah ini juga mengirimkan perwakilan langsung ke tingkat provinsi untuk kategori Esport (6 siswa), Musikalisasi Puisi (1 tim), serta Best Practice Pengelolaan Sekolah, yang diikuti langsung oleh kepala sekolah. Menariknya, prestasi juga datang dari kalangan guru. Adi Setiawan, M.Pd., salah satu pendidik SMA Muhammadiyah Al Mujahidin, berhasil menyabet Juara Harapan 1 pada Lomba Inovasi Pembelajaran Guru — bukti bahwa semangat berprestasi tak hanya dimiliki para murid, tapi juga para pengajarnya.
Kepala SMA Muhammadiyah Al Mujahidin Gunungkidul, Dwi Yulianti, C., mengungkapkan bahwa capaian ini merupakan hasil dari kerja keras panjang, latihan intensif, serta dukungan penuh dari para orang tua. “Ini bukan akhir, melainkan awal dari perjalanan panjang menuju OlympicAD VIII tingkat nasional di Makassar tahun 2026,” ujarnya dengan penuh harap.
Bagi keluarga besar Al Mujahidin, keberhasilan ini bukan sekadar angka juara, melainkan representasi dari semangat fastabiqul khairat — berlomba-lomba dalam kebaikan. Dengan dukungan doa dan semangat dari seluruh warga Muhammadiyah Gunungkidul, para peserta kini bersiap melangkah lebih jauh, membawa nama sekolah, daerah, dan persyarikatan ke panggung yang lebih tinggi.
Sebuah langkah kecil dari Gunungkidul, tapi gema prestasinya menggema hingga ke tingkat provinsi — dan mungkin, sebentar lagi, ke tingkat nasional.          
          
          
Editor : Suryo Sukarno
Artikel Terkait
