Ini Dia! 10 Kosakata Bahasa Arab yang Telah Dibakukan Ejaannya ke dalam Bahasa Indonesia

Ribut Achwandi
Ilustrasi

Sebagai bahasa yang sangat muda, bahasa Indonesia tentu sangat diperkaya oleh kata-kata serapan dari bahasa asing. Tidak terkecuali bahasa Arab. Dalam perkembangannya, bahasa Arab turut memperkaya kosakata bahasa Indonesia yang semula banyak diserap oleh bahasa Melayu. Terlebih, hubungan orang-orang Arab dan bangsa-bangsa dari Timur Tengah lainnya juga sudah terjalin sangat lama. Bahkan, sejak sebelum Islam muncul dan menyebar ke bumi nusantara.

Namun, setelah Islam masuk ke bumi nusantara, karena agama ini lahir di Arab, bahasa Arab pun kemudian menjadi sarana komunikasi di dalam penyebaran agama Islam. Sehingga, muncul pula sejumlah istilah dalam bahasa Arab yang menjadi simbol-simbol agama Islam. Istilah-istilah ini pula yang turut memperkaya kosakata bahasa Indonesia.

Memang, ada banyak perbedaan mendasar antara bahasa Indonesia dan bahasa Arab. Khususnya, dari segi penulisan lambang bunyi bahasa Arab ke dalam aksara Latin yang digunakan sebagai huruf resmi bahasa Indonesia. Hal ini memungkinkan terjadinya kerancuan dalam penulisan istilah bahasa Arab yang dilatinkan.

Meski demikian, melalui Badan Bahasa, alihaksara atau transliterasi bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia telah berhasil membukukan ribuan kosakata bahasa Indonesia yang diserap dari bahasa Arab. Alihaksara ini bahkan telah dikukuhkan sebagai bentuk baku. Sayang, pembakuan ejaan ini kerap diabaikan. Masih sering ditemukan kerancuan penulisan istilah-istilah tersebut.

Sekadar berbagi, berikut ini adalah istilah bahasa Arab yang telah dialihaksarakan ke dalam bahasa Indonesia yang resmi.

Ramadan

Sering kali nama bulan yang disucikan oleh umat Islam ini ditulis ke dalam berbagai ejaan yang tidak baku. Seperti Ramadlan, Ramadhan, Romadhon, atau Romadlon. Padahal, berdasarkan kaidah bahasa Indonesia, nama bulan ini telah dibakukan menjadi Ramadan.

Salat

Masih ditemukan beberapa penulisan yang tidak baku untuk istilah yang satu ini. Umumnya, penulisan istilah ini berusaha menyesuaikan bunyi bahasa aslinya yang menggunakan huruf atau /sh/. Sehingga, banyak yang mengalihaksarakan ke dalam huruf Latin menjadi shalat atau sholat. Tetapi, ada juga yang menuliskannya dengan solat. Nah, sesuai kaidah bahasa Indonesia, ejaan untuk istilah ini telah dibakukan menjadi salat.

Wudu

Kosakata yang satu ini masih kerap ditulis dalam aksara lain menjadi wudhu atau wudlu. Lalu, manakah yang sesuai dengan ejaan bahasa Indonesia? Keduanya tidak sesuai. Yang sesuai dengan kaidah ejaan bahasa Indonesia adalah wudu.

Ustaz

Kalau istilah ini sudah sangat populer. Terlebih semakin hari, semakin banyak tayangan di youtube yang menampilkan ceramah-ceramah keagamaan dengan menghadirkan guru-guru agama. Tetapi, rupanya masih juga banyak ditemukan kekeliruan dalam penulisan penyebutan guru-guru agama ini. Umumnya, ditulis dengan ejaan ustad atau ustadz. Padahal, berdasarkan ejaan yang disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia, istilah ini mestinya ditulis menjadi ustaz.

Al-Qur’an

Nama kitab suci umat Islam ini dalam perjalanannya pernah mengalami perubahan ejaan berkali-kali dalam bahasa Indonesia. Semula pernah dibakukan ejaannya menjadi Al Quran, kemudian berubah menjadi Al Qur’an. Lantas, berubah lagi menjadi Alquran. Namun sekarang, bentuk baku penulisan nama kitab suci ini telah ditetapkan menjadi Al-Qur’an.

Selawat

Paling umum, istilah yang satu ini ditulis menjadi sholawat. Padahal, kalau berdasarkan ejaan yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia, istilah ini mestinya ditulis menjadi selawat.

Jemaah

Nah, kerap kita menuliskan kata jamaah atau jama’ah. Ingat ya, dalam bahasa Indonesia penggunaan tanda baca (‘) atau aprosof di dalam sebuah kata tidak dikenal. Tanda ini hanya digunakan untuk penulisan istilah asing atau sebagai tanda penyingkatan (menandai ada bagian yang hilang dari sebuah kata), misalnya kata ‘kan, ’98, dan lain-lain. Makanya, penulisan istilah jama’ah dalam kaidah bahasa Indonesia adalah jemaah.

Fardu

Masih banyak orang yang menuliskan istilah ini menjadi fardlu atau fardhu. Mungkin karena unsur bunyi yang dihasilkan dari bahasa asalnya, bahasa Arab . Huruf dalam transliterasi bunyi bahasa ditulis menjadi ḍ (d dengan titik di bawah). Namun, dalam penulisannya dalam bahasa Indonesia dirasa akan mengalami kesulitan. Makanya, dibuatlah cara praktisnya. Ejaan istilah tersebut dibakukan menjadi fardu.

Masjid

Tampaknya, untuk kosakata yang satu ini masih saja ada yang keliru menulis menjadi mesjid. Padahal, dalam kaidah bahasa Indonesia yang baku, ejaan yang tepat adalah masjid.

Idulfitri

Penulisan kata Idulfitri kerap ditulis secara terpisah antara kata ‘idul’ dan ‘fitri’. Padahal, yang sesuai dengan ejaan bahasa Indonesia yang baku adalah Idulfitri. Nah, sebelum mengucapkan selamat hari raya, ada baiknya mulai membiasakan menulis kata yang satu ini dengan baik dan benar, sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Yaitu, Idulfitri.

Semoga bermanfaat!

Editor : Ribut Achwandi

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network