Bangsa kolonial terpikat menguasai berbagai wilayah di Nusantara, baik Inggris, Portugis, Prancis maupun Belanda bersaing menguasai perdagangan.
Demi misi itu, mereka mendirikan kongsi dagangnya masing-masing. Belanda membentuk sebuah kongsi dagang VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie). Lahirnya VOC ini dilatarbelakangi banyaknya persaingan antarperusahaan dagang Belanda.
Setiap perusahaan bersaing mendapat keuntungan yang lebih besar, sehingga membuat Kerajaan Belanda menjadi rugi. Selain itu, VOC didirikan untuk bersaing dengan East India Company, kongsi dagang milik Inggris yang telah lebih dulu dibentuk.
Prins Maurits, anggota Parlemen Belanda, pada tahun 1598 memberi usulan untuk membuat sebuah kongsi dagang agar berbagai perusahaan Belanda itu bisa saling bekerja sama. Usulan itu kemudian menghasilkan terbentuknya VOC pada 20 Maret 1602.
VOC memiliki hak berdagang yang meliputi wilayah yang membentang luas dari Amerika, Afrika, dan Jepang ke Hindia Timur. Keberadaan kongsi dagang VOC ini pun kemudian semakin berkembang dari tahun ke tahun karena terdapat beberapa peraturan yang membawa keuntungan bagi VOC.
VOC diberikan hak istimewa atau hak oktroi. Dengan hak tersebut, VOC dapat lebih leluasa bergerak karena mendapatkan kesempatan berperan dalam bidang militer dan politik. Namun, Kongsi dagang VOC juga wajib melaporkan keuntungannya kepada parlemen Belanda.
VOC kala itu menghasilkan 78 juta gulden Belanda atau sekitar lebih dari USD7,9 triliun. Jika dikonversi dalam rupiah (USD1 = Rp14.000), maka kekayaan VOC bernilai Rp112.640.175.000.000.000 (Rp112,64 kuadriliun). Angka yang fantastis ini menempatkan VOC sebagai salah satu perusahaan terbesar dalam sejarah karena mampu menghasilkan uang yang sangat banyak.
Bila dibandingkan dengan Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Jepang di 2019 yang mencapai USD4,8 triliun, kekayaan VOC masih jauh lebih unggul. Bahkan jumlah kekayaan VOC tersebut mampu mengalahkan perusahaan-perusahaan top dunia saat ini, seperti Microsoft, Apple, dan Amazon.
Kekayaan VOC yang luar biasa besar itu baru dapat disamai apabila 20 perusahaan modern, di antaranya Apple, Samsung, Amazon, Microsoft, Wells Fargo, Visa, Tencent, Netflix, dan lainnya, digabung. Penggabungan 20 perusahaan tersebut akan menghasilkan kekayaan USD7,9 triliun, setara dengan nilai kekayaan VOC.
Besarnya kekayaan yang dimiliki, membuat VOC sempat diperbincangkan sebagai perusahaan terkaya pada masa itu. Tak hanya memiliki keuntungan uang yang banyak, VOC juga mempunyai lebih dari 150 kapal dagang, 40 kapal perang, dan pembayaran dividen 40% dari investasi awal. Selain itu, VOC memiliki lebih dari 50.000 karyawan, yang pada saat itu termasuk besar jumlahnya.
Editor : Hadi Widodo
Artikel Terkait