get app
inews
Aa Read Next : Karyawan Terbaik Dapat Bonus Rp11 M, Perusahaan di China Pamer Tumpukan Uang

Gagal Bayar Utang, 3 Negara ini Asetnya Disita China

Kamis, 28 Juli 2022 | 13:44 WIB
header img
Gagal Bayar Utang, 3 Negara ini Asetnya Disita China (Foto: Sunwear/Weibo)

JAKARTA - Disebut masuk dalam rencana Jebakan Utang China, tiga negara di dunia ini nahas asetnya disita China karena tidak bisa membayar hutang. 

Dalam hal ini, China dianggap sengaja memberikan pinjaman ke negara lain. Namun, dengan iming-iming nilai utang yang besar, disisi lain mereka membuat kontrak yang menguntungkannya ketika negara yang berhutang tidak bisa melunasinya tepat waktu.

Maka itu, sebagian dari mereka terpaksa menyerahkan sejumlah asetnya kepada China sebagai ganti atas utang yang belum terbayarkan.

Berikut tiga negara yang asetnya disita China karena tidak mampu membayar utangnya dikutip dari Okezone (28/72022):

3. Montenegro

Montenegro juga pernah berurusan dengan utang China. Dikutip dari NPR, negara ini pernah memiliki proyek pembangunan jalan raya yang membentang dari Port of Bar Montenegro di Laut Adriatik ke Beograd, ibu kota negara tetangga Serbia.

Namun, siapa yang menyangka bahwa proyek ini akan mengantarkan Montenegro dalam pusaran hutang China.

Pada tahun 2014, pemerintah menandatangani kerja sama dengan China Road and Bridge Corporation yang didanai Export-Import Bank of China.

Melihat dari salinan kontrak kerja sama tersebut, ada satu poin yang menunjukan apabila Montenegro tidak bisa membayarkan besaran utang tersebut tepat waktu, maka Export-Import Bank of China berhak untuk menyita tanah di negara tersebut selain milik militer atau tempat diplomatik.

2. Tajikistan

Tajikistan dikenal sebagai negara yang cukup bergantung dengan utang China. Sebagai contoh, dalam pembangunan gedung parlemen baru, China memberi sekitar USD120 juta dari total USD250 Juta total estimasi biaya pembangunannya.

Dikutip dari Eurasianet, beban utang China ini membuat Tajikistan membayarnya dalam bentuk aset atau barang.

Sebagai contoh, pada tahun 2016 perusahaan China TBEA mengerjakan proyek pembangkit listrik 400 megawatt di Dushanbe.

Dalam proyek ini, pemerintah Tajikistan hanya menyumbang sekitar USD17,4 juta untuk proyek bernilai USD349 juta. Sisanya sendiri dibayarkan oleh TBEA sendiri.

Editor : Hadi Widodo

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut