JAKARTA – 5 Fakta Harga BBM Pertalite dan Pertamax yang Sebenarnya sudah sangat banyak meyedot APBN. Presiden Joko Widodo menyebutkan anggaran subsidi bahan bakar minyak (BBM) sudah terlalu besar. Bahkan negara manapun ia nilai tak sanggup menahan beban subsidi sebesar negara Indonesia.
Semakin lama harga BBM subsidi tidak dinaikan, beban APBN untuk menanggung subsidi BBM pun semakin besar. Pasalnya, kuota BBM subsidi sudah semakin menipis.
Berikut fakta-fakta terbaru terkait harga BBM subsidi dirangkum dari berbagai sumber Jumat (26/8/2022):
1. Kuota Pertalite dan Solar Menipis
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa seiring pemulihan ekonomi yang menguat, mobilitas meningkat sehingga kuota Solar dan Pertalite diperkirakan akan habis di bulan Oktober 2022.
"Proyeksi konsumsi Solar sebesar 17,44 juta KL atau sudah 115% dari kuota, dan proyeksi konsumsi Pertalite 29,07 juta KL atau 126% dari kuota," tuturnya.
2. Subsidi Rp502 Triliun Bakal Habis
"Yang jadi masalah, semua subsidi Rp502,4 triliun itu akan habis di bulan Oktober," kata Sri Mulyani.
3. Tren Harga Minyak di Atas USD100/Barel
Outlook perkiraan harga internasional (Brent) oleh EIA diproyeksikan sepanjang tahun ini harga minyak di USD104,8 per barel dan berdasarkan forecast consensus, harga minyak ada di USD105 per barel.
4. Harga Pertalite dan Solar yang Sebenarnya
Harga Solar dijual ke masyarakat hanya Rp5.150 per liter, sebesar 37% dari harga keekonomiannya yang berada di Rp13.950 per liter. Artinya masyarakat dan seluruh perekonomian mendapatkan subsidi 63% dari harga keekonomian atau riil.
"Untuk Pertalite juga sama, harga di masyarakat itu Rp7.650 per liter, kalau sekarang ICP di USD105 dan kurs nilai tukar Rupiahnya di Rp14.700 per USD, maka harga Pertalite harusnya di Rp14.450 per liter, artinya harga Pertalite sekarang ini adalah 53% rakyat yang mengkonsumsi dan menggunakan Pertalite setiap liternya mendapatkan subsidi Rp6.800," ujar Sri Mulyani.
5. Pertamax Masih Disubsidi
Pertamax yang harganya sekarang di Rp12.500 per liter, harusnya harga keekonomiannya di Rp17.300 per liter. Bahkan, sebut dia, Pertamax sekalipun yang dikonsumsi oleh mobil-mobil bagus dan pemiliknya mampu, setiap liternya mereka mendapatkan subsidi Rp4.800.
Editor : Hadi Widodo