JAKARTA, iNews.id – Orang tua diminta untuk lebih peduli terhadap perkembangan anaknya. Terlebih jika mendapati anaknya sudah kecanduan bermain gawai.
Berbagai isu-isu online pada anak saat ini muncul, saat interaksi sosial telah berubah menjadi daring. Di antaranya child grooming, predator anak, perundungan sosial di dunia maya, hingga adiktif anak terhadap game online maupun gadgetnya.
Psikolog & SEJIWA Senior Trainer Hellen Citra Dewi mengatakan, orang tua harus beradaptasi dengan zaman. Selain itu ubah gaya komunikasi orang tua yang biasanya otoriter dalam pengasuhan.
“Kita berubah jadi orang tua yang asertif yang mau mendengarkan, menghargai pendapat anak kita dan mau ikut serta dalam suatu hal untuk mencapai kesepakatan,” kata Hellen saat menjadi pembicara di webinar Literasi Digital belum lama ini.
Orang tua harus memiliki kemampuan literasi digital agar dapat dihargai anak. Memahami aturan-aturan di dunia digital serta konten-konten positif yang dapat dibagikan kepada anak. Khususnya untuk mencegah konten-konten negatif dikonsumsi anak dengan cara mendampingi anak secara bijak di dunia online. Pasanglah fitur Parental Control di gawai anak, jangan lupa jelaskan dan diskusi kepada anak mengenai alasan-alasannya.
Dalam hal mengatur penggunaan gadget, orang tua perlu membatasi screen time atau durasi penggunaan gawai sehari-hari agar tidak berlebihan. Selanjutnya harus ada zona tanpa gawai yaitu ruang di mana tidak boleh ada penggunaan gadget secara pribadi. Lakukan juga aturan screen breaks atau jeda waktu untuk beristirahat dalam penggunaan gadget.
“Kita ubah kalimatnya ini handphone ayah dan bunda dipinjamkan kepada kamu, misal mau pesan makanan boleh tapi ini hanya untuk hal positif. Kalau digunakan untuk hal tidak baik maka bisa diambil,” kata Hellen memberi contoh.
Saran untuk para guru dan orang tua untuk mendampingi akan saat mengakses internet adalah dengan menjadi teman anak di media sosial. Tanamkan juga kebiasaan baik pada anak dengan disiplin mematuhi aturan yang telah disepakati. Paling penting adalah pasang fitur Parental Control pada gawai anak, lalu jangan gunakan gawai sebagai alat pengasuhan anak. Jangan gunakan penambahan screen time sebagai hadiah atau hukuman. Fokuskan anak-anak di usia nol hingga 5 tahun untuk berkegiatan dan berkreatifitas di dunia nyata.
“Orang tua harus mendampingi anak dalam dunia digital, jangan sampai dibiarkan,” kata Dosen di Institut Komunikasi dan Bisnis LSPR, Lestari Nurhajati.
Lestari mengungkapkan, akses yang diberikan di tiap anak tergantung dari usianya, untuk anak 1-3 tahun, usia 4-6 tahun, dan rentang usia 8-12 tahun. Namun yang perlu diperhatikan adalah saat mengakses media digital, anak juga akan meninggalkan jejak digital yang berupa historis. Ada juga pesan teks, mengunggah foto dan video, bisa diakses, untuk share location, dan interaksi dengan media sosial lewat tombol likes.
“Di balik jejak digital ada bahaya kejahatan digital, bisa perundungan pelecehan online, yang tahun ke tahun kasus ini terus meningkat,” ujar Lestari.
Untuk itu orang tua perlu melindungi anak dari bahaya kejahatan online dengan melakukan proteksi akses pada akun. Seperti menggunakan YouTube kids dan mendownload game sesuai usia anak. Caranya adalah dengan mencari menu setting di Play Store lalu pilih submenu Parental Controls. Geser tombol On ke posisi kanan. Lalu klik set content restriction for this device, kemudian pilih sesuai umur yang diinginkan.
Artikel ini telah tayang di www.inews.id dengan judul " Bahaya Kecanduan Gadget dan Predator di Internet, Psikolog: Orang Tua Perlu Batasi Anak Gunakan Gawai ".
Editor : KastolaniMarzuki