PEKALONGAN, iNewsPantura.id - Pusaka Nabi Al-Khidir ini mujarab atasi kesulitan hidup dikutip dari Kajian Habib Muhammad bin Yahya Pekalongan bahwasanya Imam Afifuddin Abdullah Bin As’ad al-Yafiiy al-Yamaniy (wafat tahun 768 Hijriyah) rahimahullah menyebutkan dalam kitabnya Nuzhah al-Uyun an-Nawazhir Wa Tuhfatul Qulub al-Hawadhir:
Dikisahkan dari orang shalih: Aku pernah mengalami kondsi sangat tertekan dan kehidupan yang sempit, hingga aku keluar rumah menelusuri lorong jalan di sudut kota Makkah tanpa membawa kendaraan dan perbekalan. Aku luntang-lantung selama 3 hari, pas hari keempat panas dan rasa haus hampir-hampir membuatku mati bahkan aku tak temukan tempat untuk berteduh. Akhirnya aku pasrah di padang pasir dalam kondisi menghadap kiblat karena terlalu lelah aku tertidur hingga aku bermimpi melihat sosok lelaki yang menjulurkan tangannya bersalaman kepadaku. Orang itu berkata:
“Ulurkan tanganmu, Bergembiralah, engkau orang yang selamat dan akan menjadi tamu Allah di tanah yang dimuliakan ini (Makkah) serta kamu akan menjadi tamu Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dengan menziarahi beliau di Madinah. Aku bertanya kepadanya: Siapa kamu gerangan? Ia menjawab: “Saya adalah al-Khadhir”. Aku berkata: “Aku mohon doakan diriku”. Al-Khidhir berkata: “Hendaklah kau baca tiga kali kalimat berikut:
يا لطيفًا بخَلقِهِ * يا عليمًا بخَلقِهِ
يا خبيرًا بخَلقِهِ *اُلْطُفْ بِي يا لطيفُ
يا عليمُ يا خبيرُ
(Wahai yang Maha Lembut dengan Makhluk-Nya wahai yang mengetahui dengan makhluk-Nya wahai yang maha Mengatahui seluk beluk makhluk-Nya, berikanlah kelembutan kepada kami wahai yang Maha Pengasih, wahai yang Maha Mengetahui wahai yang maha mengetahui seluk beluk hambaNya).
Aku pun membacanya. Lalu al-Khadhir berkata:
هذه تحفة بها غنى إلى الأبد، فإذا لحقك ضائقة، أو نزل بك نازلة، فقلها تكفى وتشفى،
Kalimat tersebut merupakan pusaka di dalamnya terdapat kekayaan sepanjang masa. Kapan-kapan datang kesulitan yang memuncak atau prolematika dalam hidupmu, maka bacalah kalimat itu karena sesungguhnya akan mencukupi dan membasmi segala kesulitan.
Kemudian al-Khadhir menghilang. Dan akupun terbangun dari tidurku selanjutnya aku baca kalimat tadi. Maka demi Allah segala problem dan kesulitan yang aku alami terselesaikan dengan kelembutan Allah. Kisah ini juga disebutkan oleh Imam Abu Bakr Bin Shalih al-Kastamiy as-Syafii (wafat tahun 1051 Hijriyah) rahimahullah dalam kitabnya al-Manhaj al-Hanif Min Fawaid Ismihi Taala al-Lathif.
Editor : Hadi Widodo