get app
inews
Aa Text
Read Next : Ratusan Ribu Pendaftar Ditolak MyPertamina, Ini Alasannya

Miliki Kapasitas 2.175,7 MW, Panas Bumi Indonesia Peringkat Dua Dunia

Sabtu, 18 Maret 2023 | 15:22 WIB
header img
Miliki Kapasitas 2.175,7 MW, Panas Bumi Indonesia Peringkat Dua Dunia

JAKARTA, iNewsPantura.id - Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Indonesia memiliki support kapasitas panas bumi sebesar 2.175,7 MW atau 9 persen.  Jumlah itu terbesar kedua di dunia setelah Amerika Serikat yang menduduki peringkat pertama.

Potensi listrik yang dihasilkan oleh geothermal ini dapat mencapai 24 GW, sehingga tidak menambah beban pemerintah terkait produksi listrik karena harganya yang kompetitif.

Salah satu perusahaan eksplorasi dan produksi geothermal, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO), mengambil peran penting dalam bisnis panas bumi. 

Corporate Secretary PGEO, Muhammad Baron, mengatakan pihaknya kini mengelola 13 Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) yang beroperasi di enam area. 


Sebesar 672MW dioperasikan oleh PGEO dan sebesar 1.205 MW dikelola melalui Kontrak Operasi Bersama atau Joint Operation Contract (JOC). 

“Kapasitas produksi PGEO akan ditingkatkan lagi hingga 1.272MW pada 2027, sebagai salah satu penggunaan dana hasil IPO. Hingga saat ini PGE telah berhasil mengaliri 2,08 juta rumah di Indonesia,” ujar Baron dalam keterangan pers, Jumat (17/3/2023).

Sebagai salah satu anak usaha PT Pertamina (Persero), lanjut Baron, PGEO memiliki rekam jejak kuat dalam mempertahankan operasi pembangkit listrik tenaga panas bumi.

“Pekerjaan yang konsisten dengan para ahli independen membuat pengembangan kompetensi berkelanjutan untuk semua personel O&M,” paparnya.

Proyek pembangkit listrik panas bumi memang berpotensi menjadi pendorong utama dalam transisi energi dari fosil ke energi baru dan terbarukan (EBT). 

Anggota Dewan Energi Nasional (DEN), Satya Yudha, menjelaskan industri panas bumi memang memerlukan waktu yang panjang pada proses eksplorasi dan produksinya. Namun, hasilnya dapat membantu kehidupan masa mendatang. 

“Urgensi global dalam mengembangkan energi bersih dan hijau menjadikan panas bumi dapat menjadi kunci dalam mencapai target untuk mengembangkan green economy melalui green energy dan green industry, juga dukungan bagi Indonesia menuju Net Zero Emission (NZE) 2060,” katanya. 

Dia mencontohkan, penggunaan energi geothermal yang dimanfaatkan menjadi energi listrik. Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), sepanjang 2022 konsumsi listrik per kapita di Indonesia mencapai angka 1.173 kilowatt hour (KWh), atau naik 4,45 persen jika dibandingkan 2021 sebesar 1.123 kWh.

Kemudian, bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) dalam bauran energi nasional hingga tahun 2022 tercatat 14,11 persen, naik 13,65 persen dari realisasi 2021.

Kapasitas terpasang pembangkit listrik di Indonesia mencapai 81,2 gigawatt (GW) di 2022, dengan PLTG/GU/MG sebesar 21,6 GW, baru kemudian pembangkit listrik EBT sebesar 12,5 GW (PLTA sebanyak 6,6 GW, PLTP 2,3 GW, dan bioenergi sebesar 3 GW).

Editor : Hadi Widodo

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut