Indonesia akan menjadi tuan rumah bagi pertemuan para pemimpin negara dalam penyelenggaraan G20 pada tahun 2022 ini.
Pertemuan-pertemuan G20 di Indonesia juga menjadi sarana untuk memperkenalkan pariwisata dan produk unggulan Indonesia kepada dunia internasional, sehingga diharapkan dapat turut menggerakkan ekonomi Indonesia.
Lantas, apa sebenarnya G20 itu serta manfaatnya bagi Indonesia? Dilansir laman resmi Bank Indonesia, Jumat (25/2/2022), G20 merupakan forum kerja sama multilateral yang terdiri dari 19 negara utama dan Uni Eropa (EU).
G20 dibentuk untuk merangkul negara maju dan berkembang dalam mengatasi krisis, terutama yang melanda Asia, Rusia, dan Amerika Latin. Tujuan yang ingin dicapai dari pembentukan G20 adalah mewujudkan pertumbuhan global yang kuat, berkelanjutan, seimbang, dan inklusif.
1. Sejarah Singkat
Pada tahun 1999, negara anggota G7 yaitu Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Inggris, dan Amerika Serikat menginisiasi pembentukan G20.
G20 sendiri pada awalnya merupakan pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral. Namun, pada tahun 2008, G20 menghadirkan Kepala Negara dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT). Pada tahun 2010, pembahasan G20 pun berkembang ke sektor pembangunan.
Sejak saat itu, G20 terdiri atas Jalur Keuangan (Finance Track) dan Jalur Sherpa (Sherpa Track). Sherpa sendiri diambil dari istilah untuk pemandu di Nepal, menggambarkan bagaimana para Sherpa G20 membuka jalan menuju KTT (Summit).
2. Anggota G20
Beberapa negara yang menjadi anggota G20 diantaranya ada Afrika Selatan, Amerika Serikat, Arab Saudi, Argentina, Australia, Brazil, India, Indonesia, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, Meksiko, Republik Korea, Rusia, Perancis, Tiongkok, Turki, dan Uni Eropa.
3. Manfaat Penyelenggaraan G20 Bagi Indonesia
Penyelenggaraan G20 tentu saja memberikan pengaruh baik kepada Indonesia, terlebih lagi sebagai tuan rumah penyelenggaraan KTT tahun ini. Berikut sejumlah manfaat G20 bagi Indonesia:
Presidensi G20 di tengah pandemi membuktikan persepsi yang baik atas resiliensi ekonomi Indonesia terhadap krisis.
Merupakan bentuk pengakuan atas status Indonesia sebagai salah satu negara dengan perekonomian terbesar di dunia, yang juga dapat merepresentasikan negara berkembang lainnya.
Momentum presidensi ini hanya terjadi satu kali setiap generasi (+ 20 tahun sekali) dan harus dimanfaatkan sebaik mungkin untuk memberi nilai tambah bagi pemulihan Indonesia, baik dari sisi aktivitas ekonomi maupun kepercayaan masyarakat domestik dan internasional.
Indonesia dapat mengorkestrasi agenda pembahasan pada G20 agar mendukung dan berdampak positif dalam pemulihan aktivitas perekonomian Indonesia.
Menjadi kesempatan menunjukkan kepemimpinan Indonesia di kancah internasional, khususnya dalam pemulihan ekonomi global. Dari perspektif regional, Presidensi ini menegaskan kepemimpinan Indonesia dalam bidang diplomasi internasional dan ekonomi di kawasan, mengingat Indonesia merupakan satu-satunya negara di ASEAN yang menjadi anggota G20.
Membuat Indonesia menjadi salah satu fokus perhatian dunia, khususnya bagi para pelaku ekonomi dan keuangan. Hal ini dapat dimanfaatkan untuk menunjukkan (showcasing) berbagai kemajuan yang telah dicapai Indonesia kepada dunia, dan menjadi titik awal pemulihan keyakinan pelaku ekonomi pasca pandemi, baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
Editor : Nanang Sulaeman