KUDUS,iNewsPantura.id - Rumah Sakit Mardi Rahayu menggelar pelatihan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) sebagai bagian dari perayaan HUT ke-56 serta menyambut Hari Pers Nasional 2025.
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat dalam menangani situasi darurat yang memerlukan tindakan cepat dan tepat.
Kepala Satuan Pengembangan Usaha RS Mardi Rahayu, dr. Shophie Aileen, menjelaskan bahwa pelatihan ini difokuskan pada bantuan hidup dasar (BHD), termasuk teknik pijat jantung, pemberian napas buatan, serta penggunaan Automated External Defibrillator (AED), alat kejut jantung otomatis.
"Kejadian darurat seperti henti jantung dan henti napas bisa terjadi kapan saja. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk memiliki keterampilan dasar dalam memberikan pertolongan pertama sebelum tenaga medis tiba," ujar dr. Shophie, Rabu (05/02/2025).
Selain teori, peserta juga mendapatkan praktik langsung mengenai langkah-langkah yang harus dilakukan ketika menemukan seseorang dalam kondisi tidak sadar.
Hal pertama yang harus diperhatikan adalah memastikan keamanan diri sendiri, pasien, dan lingkungan sekitar sebelum memberikan pertolongan.
Setelah itu, respon pasien harus dicek. Jika pasien tidak sadar, langkah selanjutnya adalah memanggil bantuan medis ke rumah sakit terdekat.
Pengecekan nadi dan napas dilakukan dalam waktu kurang dari 10 detik. Jika pasien tidak memiliki nadi dan napas, resusitasi jantung paru (RJP) segera dilakukan dengan memberikan 30 kali kompresi dada diikuti dengan dua kali pemberian napas buatan, dilakukan dalam lima siklus.
Setelah lima siklus, kondisi pasien kembali dievaluasi. Jika pasien mulai bernapas dan memiliki nadi, tubuhnya diposisikan terlentang hingga tenaga medis tiba. Namun, jika masih tidak ada tanda kehidupan, RJP harus dilanjutkan.
Lebih lanjut, dr. Shophie menjelaskan bahwa penyakit jantung merupakan penyebab kematian tertinggi di Indonesia, sehingga penanganan cepat sangat dibutuhkan.
Ia juga menekankan pentingnya pola hidup sehat untuk mengurangi risiko penyakit jantung, seperti menghindari makanan tinggi natrium, lemak jenuh, serta gula berlebih, dan menjaga tekanan darah serta kadar kolesterol dalam batas normal.
Kegiatan ini mendapat respons positif dari para peserta yang mengikuti pelatihan dengan antusias. Mereka tidak hanya mendapatkan pemahaman teori, tetapi juga kesempatan untuk mempraktikkan langsung teknik pertolongan pertama.
Dengan adanya pelatihan ini, RS Mardi Rahayu berharap semakin banyak masyarakat yang memiliki keterampilan dalam memberikan pertolongan pertama, sehingga bisa membantu menyelamatkan nyawa dalam situasi darurat.
Editor : Eddie Prayitno