get app
inews
Aa Text
Read Next : Longsor, Jalan Antar Desa Di Kandangserang Pekalongan, Putus 

Karamah Terbesar Syekh Abdul Qadir Al -Jailani adalah Istiqamah

Jum'at, 25 Maret 2022 | 10:02 WIB
header img
Syekh Abdul Qadir al-Jailani

Dikutip dari Kajian Habib Muhammad Fauzi bin Ahmad bin Ismail bin Yahya Cirebon tentang karomah terbesar Syekh Abdul Qadir al-Jailani adalah istiqamah.  

Adapun karomah menurut Mbah Sholeh Darat sesuatu yang nulayani adat (berbeda dari sewajarnya) jika dilihat secara kasat mata. Mereka yang mendapat karomah selalu menunjukkan kepribadian baik dan meniru jejak Rasulullah dengan bekal syariah dan baik secara ideologi serta perilakunya.

Karomah yang dimiliki oleh wali itu tidak hanya nampak ketika hidup saja. Tetapi setelah wafat, waliyullah masih diberi karomah. Dan bagi pengikut Ahlussunnah wal Jama’ah, kepercayaan terhadap adanya waliyullah dan karomah itu perlu diyakini secara baik. Bahkan empat imam madzhab sudah bersepakat mengenai karomah yang ada para wali ketika hidup maupun sudah wafat.

Syekh Mikhlaf al-‘Aliy menceritakan, suatu ketika Syekh Abdul Qadir al-Jailani berkata di depan murid-muridnya, “Hari Jumat besok aku akan menampakkan pada kalian karamah terbesarku.”

Tentu saja berita ini segera menyebar pada seluruh muridnya dan masyarakat luas. Mereka sangat penasaran menyaksikan langsung apa karamah terbesar yang dimiliki Syekh Abdul Qadir yang memang dikenal sebagai seorang wali dan dikaruniai banyak sekali karamah.

Hari Jumat pun tiba. Masyarakat berbondong-bondong datang ke masjid. Tentu saja niat mereka kali ini bukan lagi sekedar menunaikan kewajiban Jumat, melainkan juga ingin menyaksikan apa karamah terbesar Syekh Abdul Qadir.

Setelah menyelesaikan rangkaian ibadah Jumat, Syekh Abdul Qadir naik mimbar. Ia bertanya pada semua hadirin, “Apakah kalian sudah melihat karamahku?” Mereka menjawab, “Kami tidak melihat apapun.”

Beliau berkata, “Sekarang aku ingin bertanya pada kalian, dan tolong jawab dengan jujur. Apakah kalian pernah melihatku meninggalkan shalat fardhu?”

Mereka menjawab, “Tidak pernah.”

“Pernahkah kalian melihatku meninggalkan puasa Ramadhan?”

“Tidak.”

“Pernahkah melihatku berbohong? Pernahkah kalian melihatku mengambil hak orang lain? Pernahkah kalian melihatku bergunjing?”

“Tidak.”

“Apakah shalat yang aku kerjakan berbeda dengan shalat yang Rasulullah kerjakan?”

“Tidak”.

“Apakah khutbahku berbeda dengan khutbah Rasulullah?”

“Tidak.”

“Itulah sesungguhnya karamah terbesarku; istiqamah.”

الاستقامة أكبر كرامة

"Istiqamah adalah karamah terbesar."

Jangan sibukkan diri untuk mendapatkan berbagai karamah zhahir. Sibukkanlah diri dengan meraih karamah batin; istiqamah.

مَنِ انْشَغَلَ بِالْكَرَامَةِ حُجِبَ عَنْ رَبِّ الْكَرَامَةِ

“Siapa yang sibuk dengan karamah, terhijab dari Rabb yang memberikan karamah.”

احْذَرُوا الشَّهْوَة الْخَفِيَّةَ فىِ الْعِبَادَةِ

“Waspadai syahwat terselubung dalam beribadah.”

Perlu adanya karomah macam karomahnya Syekh Abdul Qadir Jailani dan wali-wali lainnya. Munculnya karomah di tangan ulama-ulama besar seperti Syekh Abdul Qadir Jailani untuk mengangkat kepercayaan masyarakat umum supaya lebih tebal terhadap mukjizat Nabi Muhammad.

Menurut Habib Luthfi, tujuan dari karomah-karomah ulama-ulama dan para wali ialah untuk menunjukkan mukjizat para Nabi terdahulu. Karomah-karomah itu membawa, menolong, dan menguatkan keyakinan orang-orang awam. Keyakinan orang awam dan kepercayaannya terhadap Al-Qur’an serta yang terkandung di dalamnya akan semakin tebal.
 

Editor : Hadi Widodo

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut