Pasca Kebakaran Sumur Minyak , Polisi Amankan Belasan Paralon di Blora

BLORA, iNewsPantura.id – Pasca kebakaran hebat yang melanda sumur minyak ilegal di Dukuh Gendono, Desa Gandu, Blora polisi mulai melakukan langkah proaktif dengan mencabut belasan patok paralon yang diduga menjadi titik sumur baru.
Tindakan ini diambil untuk mencegah terjadinya kebakaran serupa di masa mendatang, sementara para pengungsi masih takut untuk kembali ke rumah mereka.
Anggota Polsek Bogorejo, bersama Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Blora dan perangkat Desa Gandu, mulai mengidentifikasi patok paralon yang dicurigai sebagai titik sumur minyak baru.
Kepala Sub Bagian Humas Polres Blora, AKP Gembong Widodo, menjelaskan bahwa pihaknya masih melakukan penyelidikan terkait siapa yang memasang patok paralon tersebut.
"Pada Selasa (26/8) kemarin, anggota Polsek Bogorejo, Satreskrim dan berangkat Desa mencabut 17 patok paralon dan mengamankannya di balai desa," ungkap AKP Gembong Widodo, Rabu (26/8).
Selain itu, polisi juga tengah mengidentifikasi apakah patok-patok ini termasuk dalam 4000 titik sumur yang diajukan Pemerintah Kabupaten Blora ke Provinsi Jawa Tengah.
Sebelumnya, pihak kepolisian telah menutup tiga titik sumur minyak ilegal di lokasi kebakaran. Insiden tersebut menewaskan empat warga dan menyebabkan seorang balita mengalami luka bakar serius, yang kini masih dirawat di RSUP Dr. Sardjito, Yogyakarta.
Penutupan ini merupakan bagian dari upaya untuk mengurangi risiko kebakaran dan menjaga keselamatan warga sekitar, salah satunya termasuk sumur yang terbakar pada Sabtu (27/8) lalu.
Sementara, Muhindun, salah satu warga Dukuh Gendono, mengaku masih merasa takut untuk pulang ke rumah. "Saya masih tidak berani tidur di rumah jika malam hari. Namun, di siang hari, saya tetap berjualan di rumah," ungkapnya.
Kondisi sumur minyak rakyat ilegal yang sudah padam pada Sabtu (23/8) malam kini sudah dipasangi capping oleh Pertamina EP Cepu Field. Saat ini menunggu pengecoran lokasi sumur, agar nantinya gas tidak menyebar lagi, sehingga masyarakat disekitar sumur nantinya merasa aman.
Editor : Suryo Sukarno