Padepokan Kalisoga Gelar Festival Bahasa Tana: Lestarikan Budaya Lokal dengan Sentuhan Modern

BREBES, iNewsPantura — Suasana meriah menyelimuti Padepokan Kalisoga di Desa Slatri, Kecamatan Larangan, Kabupaten Brebes, Rabu (29/10/2025) malam.

Ratusan pengunjung memadati lokasi untuk menyaksikan Festival Bahasa Tana, sebuah ajang budaya yang menggabungkan tradisi lokal dengan ekspresi seni modern.

Acara ini menjadi wadah pelestarian dan pengembangan bahasa serta budaya daerah, menghadirkan pertunjukan seni tradisional, musik, dan diskusi budaya.

Di antara yang tampil adalah Ivan Nestorman dan Lamarela Band, yang membawakan musik etnik bernuansa Timur yang hangat, Tari Topeng Losari yang memukau, Karawitan Kalisoga dengan alunan gamelan khas Brebes, serta aksi teatrikal dari Komunitas Seni Gethek dan hiburan musik reggae dari Conrad Good Vibration.

Tak kalah menarik, sejumlah penyair seperti Abu Ma’mur MF, Lanang Setiawan, dan Wowo Hady Pamungkas turut memeriahkan festival ini dengan pembacaan puisi dan musikalisasi karya mereka. Penonton larut dalam suasana yang berpadu antara kesederhanaan tradisi dan semangat modernitas.

Kepala Padepokan Kalisoga, John Peterson, menjelaskan bahwa padepokan ini didirikan untuk menjadi ruang pembelajaran dan pelestarian budaya bagi masyarakat lintas generasi.

“Kami ingin Padepokan Kalisoga menjadi pusat kegiatan budaya yang hidup dan berkelanjutan. Di sini masyarakat bisa belajar gamelan, sastra, tari, atau sekadar berdiskusi tentang nilai-nilai kemanusiaan dan kebudayaan,” ujar John Peterson.

Ia menambahkan bahwa kegiatan seperti Festival Bahasa Tana diharapkan mampu menumbuhkan kesadaran akan pentingnya bahasa daerah sebagai identitas sekaligus alat pemersatu bangsa.

Bupati Brebes, Paramitha Widya Kusuma melalui Kadis Arsip dan Perpustakaan Kabupaten Brebes, Hendri Adi Komara mengatakan festival ini bukan sekedar sebuah perayaan seni dan budaya, tetapi merupakan manifestasi kecintaan terhadap bahasa dan kebudayaan nusantara Yang adiluhung. 

"Saya menyampaikan apresiasi yang setinggi tingginya kepada padepokan kalisoga, terutama kepada Bapak Sudiman Said dan seluruh panitia penyelenggara yang dengan penuh semangat dan komitmen menghidupkan ruang ekspresi bagi para seniman dan budayawan di tengah derasnya arus modernisasi dan globalisasi," terangnya.

Puncak acara berlangsung hangat ketika Rektor Universitas Harkat Negeri (UHN), Sudirman Said, turut hadir dan memberikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan yang memadukan semangat lokalitas dan kebangsaan tersebut.

Ia menyebut bahwa bahasa dan seni adalah dua hal yang menjaga jati diri bangsa di tengah arus globalisasi.

Menurtnya festival ini diinspirasi oleh semangat Sumpah Pemuda dan diharapkan menjadi agenda budaya tahunan di Brebes. 

"Saya tidak punya target muluk-muluk, tapi menyediakan tempat dan mudah-mudahan tidak hanya musik, tapi bisa gelar sastra, bisa ketemu dengan budayawan, bisa ketemu memahami literatur dan macam-macam," ungkap Sudirman Said.

Ia juga mengapresiasi talenta dari Nusa Tenggara Timur (NTT) yang tampil dalam festival ini. 

"Kita beruntung kita bersyukur bisa mendapatkan beliau, mudah-mudahan tidak kapok tampil di sini dan kita akan agendakan untuk terus menyelenggarakan," pungkasnya.

Sebagai penutup, suasana malam menjadi semakin hangat ketika Sudirman Said ikut bernyanyi membawakan lagu “Hio” karya Iwan Fals, diiringi petikan gitar lembut dari Diego and Friends.

Harmoni musik, tawa, dan kebersamaan menutup Festival Bahasa Tana dengan kesan yang mendalam — meninggalkan pesan bahwa budaya bukan sekadar warisan, tetapi juga napas yang terus menghidupkan bangsa.

Editor : Yunibar SP