JAKARTA – Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah Prof. Haedar Nashir mengatakan bahwa rakyat Palestina telah mengalami penderitaan yang berat sejak 1948, kekejaman yang dilakukan Israel seolah olah biasa di mata dunia.
“Selain kehilangan tanah airnya yang sah juga terus menerus diserang, ditembaki, diteror, dan diagresi secara fisik sepanjang hidupnya. Perempuan dan anak-anak Palestina pun selalu menjadi korban kekejaman Israel,” kata Haedar sebagaimana dilansir dari laman resmi Muhammadiyah, Sabtu (16/4/2022).
Menurutnya, kekejaman yang dilakukan Israel bukan semata serangan brutal terhadap warga Palestina, tetapi juga serangan terhadap peradaban dunia.
“Dunia modern yang seharusnya menjunjung tinggi kebebasan dan hak hidup manusia atau suatu bangsa, sungguh tidak dihiraukan oleh Israel. Serangan demi serangan, dari kekejaman yang satu ke kekejaman lainnya yang dilakukan Israel seolah boleh dan biasa di mata dunia,” tegasnya.
Haedar juga berbicara mengenai sikap negara-negara adidaya dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang selalu bungkam setiap kali Israel melakuakn serangan terhadap Palestina. Dia membandingkannya dengan sikap negara-negara Barat yang bereaksi keras terhadap aksi militer Rusia ke Ukraina.
“Israel itu seakan boleh melakukan serangan fisik dan militer dalam bentuk apapun di wilayah Palestina. Rakyat dan wilayah Palestina dianggap bebas untuk diinvasi Israel sekehendaknya.”
Sikap serupa juga ditunjukkan oleh lembaga dan aktivis hak asasi manusia (HAM), bahkan pengusung perdamaian dunia dan forum-forum agama.
“Inilah ironi tragis dunia global saat ini. Padahal sejatinya serangan demi serangan Israel terhadap wilayah dan bangsa Palestina sama dengan menyerang brutal dan menghancurkan peradaban dunia. Karena yang diserang ialah manusia, kebebasan, hak, dan eksistensi hidup sebuah bangsa yang semestinya menikmati kemerdekaannya secara leluasa,” ujarnya.
Diketahui bahwa sebelumnya lebih dari 152 warga Palestina terluka dalam bentrokan dengan polisi Israel di kompleks Masjid al-Aqsa di Yerusalem. Jumat, 15 April 2022.
Editor : Hadi Widodo