get app
inews
Aa Text
Read Next : Buruan Coba! Kode Redeem FF Udate 30 Juli 2022

Tidak Melulu Negatif, Bermain Game Online bisa Tingkatkan Kompetensi pada Anak Anda 

Selasa, 17 Mei 2022 | 08:38 WIB
header img
Tidak Melulu Negatif, Bermain Game Online bisa Tingkatkan Kompetensi pada Anak Anda 

Di sisi lain, online game juga mampu mengisi kebutuhan untuk berinteraksi, terkoneksi dan mendapat perhatian orang lain yang ini mungkin tidak didapatkan remaja di dunia nyata. Pada akhirnya, karena setidaknya tiga kebutuhan dasar sudah mereka dapatkan, maka ini kemudian membuat mereka nyaman dan terlarut di dalamnya. Sementara di dunia nyata, para remaja justru merasa tak mendapatkannya.

"Karena online game mampu memberikan kebutuhan dasar, sehingga tidak heran kalau remaja larut. 'Di sinilah saya diterima. Inilah kompetensi saya'. (online game) ini bisa memberikan rasa nyaman dan teman," tutur Nanda.

Lantas, apakah setiap gamer pasti berakhir dengan kencanduan? Nanda mengatakan, hal ini terkait dengan faktor kerentanan. Ada orang yang memang rentan sehingga akan bisa menjadi kecanduan. Biasanya mereka ini yang memiliki rasa percaya diri dan rasa diri mampu yang rendah dalam mengontrol tindakannya.

Sebenarnya, untuk keperluan diagnosis, ada sebuah kuesioner perilaku kecanduan bermain game yang disusun berdasarkan lima faktor antara lain preokupasi, mood, toleransi, konflik dan pembatasan waktu. 

Beberapa pertanyannya misalnya, "Apakah Anda pernah mengabaikan kebutuhan dasar seperti makan dan tidur karena online game" atau "Apakah Anda pernah gagal mencoba membatasi waktu bermain online game?".

"Tidak pasti kita melihat setiap gamer itu kecanduan. Kita memiliki suatu tools dan memberikan asesmen untuk mengatakan anak ini kecanduan," kata Nanda.

Lalu apa yang bisa orang tua atau anggota keluarga lakukan pada remaja yang ternyata sudah kecanduan online game? Nanda menyarankan dibuatnya suatu program untuk bisa dilakukan bersama misalnya di dalam level sekolah. Kegiatan yang konsisten misalnya berolahraga bersama atau menstimulasi siswa untuk mengembangkan hobi baru.

Selain itu, orang tua bisa memberikan edukasi apa yang terjadi bila bermain online game berlebihan. Nanda menyoroti pentingnya pembahasaan di sini yang perlu dibedakan dari biasanya.

"Pembahasaan kita dalam melakukan promotive behaviour itu harus berbeda dari biasanya. Jadi tidak lagi konvensional. Misalnya menggunakan film, animasi," paparnya 

"Penyampaiannya melalui komunikasi. Orang tua secara aktif dan pasif memonitor kegiatan anak saat bermain online game. Ini meningkatkan keterlibatan orang tua," demikian saran Nanda.

Editor : Hadi Widodo

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut