get app
inews
Aa Text
Read Next : Cegah Kekerasan, PWNU Jatim Awasi 40 Pesantren

PWNU Jatim Kecam Keras Aksi Pengibaran Bendera LGBT oleh Kedutaan Besar Ingris

Senin, 23 Mei 2022 | 07:55 WIB
header img
PWNU JATIM Kecam Keras Aksi Pengibaran Bendera LGBT oleh Kedutaan Besar Ingris (Foto: Tangkapan Layar)

SURABAYA - Pimpinan Wilayah Nahdlatul Ulama  ( PWNU) Jawa Timur mengecam keras pengibaran bendera lesbian, gay, biseksual dan transgender (LGBT) oleh Kedutaan Besar Inggris di Indonesia. Pengibaran bendera di depan Kedutaan Besar Inggris di Jalan Patra Kuningan Raya, Jakarta Selatan.

"Pengibaran bendera itu sama saja tidak menghormati Indonesia. Kami menyayangkan seharusnya mereka menghormati sikap Indonesia terkait LGBT. LGBT adalah ilegal. Indonesia sebagai negara mayoritas muslim kemudian punya adat ketimuran," ajaran Islam sudah jelas melarang hubungan sesama jenis kata Wakil Ketua PWNU Jatim, Abdussalam Shohib, Sabtu (21/5/2022).

Gus Salam, panggilan karib Abdussalam Shohib mengatakan, LGBT yang merupakan kelainan seksual yang tidak pantas untuk diakui. Apalagi ajaran Islam sudah jelas melarang hubungan sesama jenis. 

Dalam Islam, kata dia, kelamin itu dua laki-laki dan perempuan. Kemudian pernikahan yang sah suami istri antara laki dan perempuan. "Jangankan LGBT, hubungan bebas tanpa pernikahan saja dikecam dalam Islam," katanya.

Pengasuh Ponpes Mambaul Maarif Denanyar Jombang ini menilai, pengibaran bendera LGBT di Kedubes Inggris berpotensi menimbulkan gejolak di Indonesia. Sebab, pengibaran bendera itu kurang menghormati budaya Indonesia.

"Mestinya mereka tahu LGBT di Indonesia sensitif, mayoritas masyarakat Indonesia belum bisa menerima dengan LGBT. Kami meminta Kedubes Inggris segera mencopot bendera LGBT dan meminta maaf ke seluruh rakyat Indonesia," katanya.

Editor : Hadi Widodo

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut