PEKALONGAN, iNews.id – Mewujudkan Kota Pekalongan sebagai kota tanpa sampah, tampaknya masih menjadi PR besar bagi kota produsen batik ini. Apalagi dengan kondisi Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Degayu yang sudah overload. Hal itu diperparah dengan perilaku mengolah sampah yang belum benar-benar membudaya di masyarakat.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Pekalongan, Joko Purnomo mengakui, upaya penanganan sampah sampai saat ini masih menjadi pekerjaan besar pihaknya. Berbagai kebijakan telah dilaksanakan. Namun, pengelolaan dan pengolahan sampah di Kota Pekalongan masih menemui beragam kendala. Salah satunya, volume produksi sampah yang masuk ke TPA Degayu.
Setiap hari, volume produk sampah itu terus bertambah. Namun, tidak semua sampah bisa diolah kembali. Kondisi ini cukup mengkhawatirkan, apabila hal tersebut tidak segera tertangani.
Untuk itu, pihaknya berupaya menginisiasi pembentukan Pemberdayaan Omah Olah Pilah Sampah Mandiri Berekonomi (OOPS MAMI) sebagai Strategi Pengelolaan Persampahan Berbasis Ekonomi Berkelanjutan di Kota Pekalongan. Sesuai anjuran Peraturan Presiden Nomor 97 Tahun 2017 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional (Jakstranas) Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga, pengelolaan sampah sedapat mungkin memenuhi target 100% sampah terkelola dengan baik dan benar pada tahun 2025. Target ini diukur melalui pengurangan sampah sebesar 30%, dan penanganan sampah sebesar 70%.
“Pemerintah Kota Pekalongan membuat kebijakan serupa di tingkat daerah atau Jakstrada. Sehingga, jika inovasi ini terwujud mudah-mudahan ke depan target pengelolaan sampah di Kota Pekalongan bisa melebihi 30 persen untuk pengurangan sampah,” tutur Joko.
Sebagai pilot project OOPS MAMI, Dinas Lingkungan Hidup Kota Pekalongan menunjuk TPS3R Bendan. Tidak hanya itu, dalam mensukseskan proyek ini pihaknya juga mendatangkan mesin pemilah sampah, sebagai bentuk dukungan kepada masyarakat yang bersedia mengelola sampah.
Editor : Ribut Achwandi