JAKARTA – Roti lapis isi keju, telur dan bacon atau akrab disebut sandwich merupakan menu sarapan utama sebagian besar warga kota New York. Namun karena inflasi, sarapan sederhana ini jadi tak semurah seperti dulu.
Orang-orang New York menyebut menu sarapan seperti itu “classic bodega breakfast sandwich”. Roti lapis seperti itu memang banyak ditemukan di bodega atau toko serba ada berukuran kecil, namun juga dijual di kafe atau toko makanan. Mudah dibuat, gampang dimakan dan murah.
Untuk menyesuaikan diri dengan tingkat inflasi saat ini, baik karena pandemi maupun perang Rusia dengan Ukraina, para pemilik bodega tidak punya pilihan selain menaikkan harga roti lapis itu.
Paling tidak itu diakui Francisco Marte, pemilik bodega di sebuah kawasan di Bronx. Namanya, Hudson Market Place. Inflasi telah memaksanya menaikkan harga untuk segala barang dagangannya mulai dari gula hingga keripik kentang. Harga roti lapis isi bacon, telur, dan kejunya, telah naik dari USD2,50 menjadi USD4,50.
"Sejak awal tahun, mereka mulai menaikkan semua harga. Harga-harganya meroket. Semuanya terlalu tinggi. Jadi setiap kali kami pergi ke grosir untuk membeli barang, pulangnya kami terpaksa mengubah harga. Harga berubah setiap hari," kata Marte dilansir dari VOA, Kamis (28/7/2022).
Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan pekan lalu, pada tingkat grosir, inflasi naik 11,3% pada bulan Juni dibandingkan dengan Juni tahun sebelumnya. Di tingkat produsen, harga telah melonjak hampir 18% untuk barang dan hampir delapan% untuk jasa dibandingkan dengan Juni 2021.
Katie Denis adalah juru bicara Asosiasi Merek Konsumen, sebuah kelompok perdagangan yang mewakili 2.000 merek yang diproduksi perusahaan-perusahaan makanan, perawatan pribadi, dan pembersih. Ia mengatakan, "Kami melihat kenaikan harga yang cukup dramatis di tingkat grosir. Selama beberapa waktu, harga semua barang meningkat cukup stabil. Konsumen kini mulai merasakannya. Sungguh sangat disayangkan karena tidak ada seorang pun yang menginginkannya. Kenaikan ini mulai terjadi pada Januari 2021, dan meningkat secara konstan.”
Tidak cuma kenaikan harga roti lapis yang dirasakan warga New York, tapi juga minuman-minuman yang menyertai sarapan pagi, seperri kopi.
Peter Evangelista, pelanggan bodega milik Marte, mengatakan ia tetap membutuhkan kopi paginya berapa pun harganya. "Saya tidak tahu persis berapa harganya, tetapi apa pun yang ia tagih kepada saya, saya harus membayar. Saya ingin kopi, jadi saya akan membayarnya."
Editor : Hadi Widodo
Artikel Terkait