Demam pada anak anak sering terjadi pada anak-anak berusia 12 hingga 18 bulan. Kenaikan suhu tubuh anak ini cukup lumrah terjadi mengingat anak masih mengembangkan sistem kekebalan tubuhnya sendiri, ketika anak demam, salah satu pertolongan pertama yang biasa dilakukan seseorang adalah dengan mengompresnya. Biasanya, kita akan mengompres mereka menggunakan es atau air dingin.
Tapi tepatkah mengopres anak menggunakan air dingin saat dia mengalami demam? Dokter spesialis anak dr. Devi Kristiani, Sp.A, mengatakan kompres adalah alternatif untuk menurunkan panas selain obat. Namun, menurut dr. Devi saat melakukan kompres lebih baik menggunakan air hangat.
"Kalau demam, yang betul adalah kompres air hangat karena pori-pori di permukaan kulit akan membuka dan pembuluh darah akan melebar mengeluarkan panasnya," ujar dr. Devi dalam diskusi media secara daring "Lifebouy X Halodoc" seperti dilansir dari Antara.
dr. Devi menjelaskan mengkompres menggunakan air dingin hanya akan menutup pori dan membuat pembuluh darah menyempit. "Air dingin bikin pembuluh darah menyempit dan pori-pori nutup, ini yang akan menambah suhu tubuh makin panas di dalam," katanya.
dr. Devi juga mengatakan pengobatan mandiri atau swamedikasi di rumah boleh dilakukan asal tidak salah dalam memilih obat, apalagi jika obat-obatan tersebut membutuhkan resep dokter. "Yang penting pemilihan obatnya, apalagi memberi antibiotik tanpa resep. Bila kondisi tidak membaik dalam dua hari, harus cari tahu ke tenaga medis," ujar dr. Devi.
Sekadar informasi, obat penurun panas yang bisa diberikan untuk anak mulai dari Tylenol (acetaminophen), Motrin atau Advil (ibuprofen). Ingat, Ibuprofen biasanya hanya diberikan pada bayi di atas usia 6 bulan.
Hindari memberikan aspirin kepada anak-anak atau remaja, karena dapat memicu kondisi langka yang mungkin fatal yang disebut sindrom Reye.
Tapi, jika kondisi demam anak tidak juga turun, orang tua bisa membawa anak segera ke rumah sakit. Biasanya saat kondisi demam anak mencapai suhu di atas 38 derajat F. Nantinya, dokter yang memang ahli dan profesional yang akan mengecek kondisi anak , kalau perlu bisa juga dilakukan observasi mengenai penyakit yang diderita si anak.
Editor : Hadi Widodo
Artikel Terkait