Gemblong Legendaris Warungasem: "Cukup Kami Saja yang Bakul Gemblong, Kedua Anak Kami Jadilah Guru"

Kasirin Umar
Geti (tengah) didampingi Ahsin, suaminya, dan salah seorang familinya, saat mengiris gemblong. (Foto: Kasirin Umar).

Menurut Geti yang didampingi suaminya, Akhsin, ia merupakan generasi kedua, setelah almarhumah ibunya, Hj Dewi Kusni yang berprofesi sebagai bakul (penjual) gemblong.

"Sejak ibu saya masih hidup hingga sekarang, kami tidak pernah menjajakan gemblong di pasar. Kami membuat gemblong santan berdasarkan pesanan. Baik pesanan warga di Warungasem, maupun dari wilayah Kabupaten dan Kota Pekalongan," tutur Geti, anak ke 7 dari 8 bersaudara, pasangan almarhum H.Kasdullah dan almarhumah Hj Dewi Kusni yang meneruskan usaha orangtuanya sejak awal 1990 itu.

Setiap hari, imbuh Geti, ia membuat gemblong santan sekitar 200 - 250 kotak mika. Harga satu kotak mika ukuran kecil Rp 4000,- Kotak mika ukuran medium Rp 5000,- dan kotak mika ukuran besar (standar) Rp 6000,-

Adapun untuk membuat gemblong santan sebanyak 200 hingga 250 mika, menurut Geti, membutuhkan beras ketan sebanyak 20 sampai dengan 25 kg. Sedangkan harga beras ketan saat ini Rp 12 ribu / kg, dan dibantu 4 pekerja.  Setiap kotak mika kemasan gemblongnya ditempel nama dan alamat lengkap nomor ponselnya. Yaitu, gemblong santen mbak Geti, Desa Warungasem RT 12, RW 04, Kec Warungasem, Batang. No HP 085800211560.

Dari situlah info bisnisnya bisa menyebar. "Itulah cara kami beriklan, gratis," ucap Geti tertawa.

Editor : Trias Purwadi

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2 3

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network