NEW YORK, iNewsPantura.id – Setelah sempat tergeser sebagai orang terkaya di dunia akhir tahun lalu, Elon Musk kembali jadi Nomor 1. Setelah kekayaannya melambung menjadi 192 miliar dolar AS atau setara hingga Rp2.863 Triliun
Data terbaru Indeks Miliarder Bloomberg menyebutkan harta kekayaan CEO Tesla tersebut melonjak 40,3 persen pada tahun ini menjadi 192 miliar dolar AS atau setara Rp2.863 triliun. Mengutip CNBC International, melonjaknya harta Musk dipengaruhi melejitnya harga saham produsen mobil listrik, Tesla sekitar 24 persen pada Mei lalu, menurut data Eikon.
Musk diketahui memiliki sekitar 13 persen saham Tesla, menurut Factset. Musk sebelumnya tersingkir dari posisi pertama orang terkaya di dunia oleh CEO LVMH, Bernard Arnault pada bulan Desember 2022, karena saham Tesla jatuh setelah akuisisi Twitter senilai 44 miliar dolar AS.
Sebagian besar kekayaan Musk terkait dengan saham Tesla. Tak hanya Tesla, Musk juga merupakan CEO dari produsen roket SpaceX dan pemilik perusahaan media sosial Twitter. Musk dikabarkan telah meninggalkan Shanghai, China, pada Kamis (1/6/2023) waktu setempat, setelah melakukan kunjungan selama dua hari. Selama di China, Musk bertemu dengan Menteri Luar Negeri China, Qin Gang dan pejabat China lainnya.
Kunjungan tersebut dilakukan di tengah ketegangan AS-China yang mencuat belakangan ini. Menurut para analis, kunjungan tersebut merupakan tanda bahwa China merupakan pasar penting bagi Tesla.
Selama kunjungan tersebut, Qin berusaha meyakinkan Musk bahwa China terbuka untuk bisnis asing dan akan terus menawarkan lingkungan bisnis yang ramah kepada investor. Musk juga dilaporkan mengisyaratkan ekspansi lebih lanjut di China.
Kunjungan tersebut mempengaruhi pergerakan saham produsen mobil listrik tersebut, di mana saham Tesla ditutup menguat 1,76 persen ke level 207,52 dolar AS pada perdagangan, Kamis (1/6/2023) waktu setempat. Saham Tesla sempat menyentuh level terendah dalam dua tahun pada November 2022 ketika harga sahamnya turun menjadi 167,87 dolar AS. Hal ini sebagian disebabkan karena aksi jual setelah pengambilalihan Twitter oleh Musk.
Editor : Muhammad Burhan
Artikel Terkait