Kudus, inewsPantura.id
Kamis, 26/12/2024
Teater Cordova SMPIT Kudus, berhasil menorehkan sejarah di Festival Teater Pelajar 2024. Menggarap lakon Liang Langit naskah karya Asa Djatimko, teater pelajar yang terbentuk Agustus 2024 ini berhasil lolos babak final menyisihkan 23 sekolah lain.
"Meski bukan sebagai pemenang FTV namun prestasi ini sangat membanggakan kami. Masuk babak final adalah perjuangan luar biasa anak-anak kami dalam ajang festival bergengsi si Kudus ini,” tutur Fika Indriani, Kepala SMP IT Al Islam Kudus.
Dalam waktu tiga bulan, lanjut Fika, anak-anak berlatih keras disela kewajiban sekolah yang tidak boleh ditinggalkan, termasuk setoran hafalan Al qur’an. Bahkan jelang pentas babak penyisihan, kedua pemeran utama, yakni pemeran laki-laki, Kukuh Satria Setiyawan, menyetor hafalan hampir 10 juz sebelum naik panggung.
“Sedangkan Farah, pemeran utama perempuan, juga menyetorkan hafalan 5 juz,” lanjutnya.
Sementara Pembina, pelatih, sutradara, dan Ustadzah di sekolah tersebut, Uswatun Khasanah, mengatakan ini adalah tantangan sangat berat. Mereka harus mensiasati waktu, tenaga, dan pikiran sepenuhnya. Termasuk mensiasati penggarapan. Karena banyak batasan yang diwanti-wanti kepala sekolah untuk tidak boleh dilanggar yang sudah menjadi aturan di sekolah.
“Bagaimana alur cerita dalam naskah tersebut tetap sesuai dengan penggarapan dan antar pemain emosinya tetap terhubung bukan hal mudah bagi kami, dimana siswa dan siswi dalam aturan sekolah tidak boleh berinteraksi,” lanjut Uswatun.
Cerita naskah Liang Langit sendiri berpusat pada tentang tokoh utama bernama Langit dan istrinya bernama Sri. Dua pasutri ini yang tengah diuji dalam kondisi krisis ekonomi dan social, termasuk intrik-intrik di tempat kerja. Bangunan konflik dalam cerita tersebut terus terbangun dan harus diselesaikan dalam waktu 45 menit pementasan final.
Dan dalam festival tersebut, setidaknya Teater Cordova Berhasil menggondol Aktor pendukung terbaik 2, aktris utama terbaik 3, dan 7 penghargaan lain.
“Pencapaian ini kami syukuri betul. Dan istimewanya, selama proses penggarapan hingga final, kondisi kesehatan rata-rata pemain dan crew tidak ada masalah. Dan sepertinya, anak-anak semakin semangat untuk ajang tahun berikutnya nanti. Kami hanya mensport semaksimal mungkin karena mengikuti ajang festival teater ini sepenuhnya keinginan siswa-siswi. Bahkan kami pun sebenarnya tidak memiliki ekstrakulikuler teater,” pungkas Fika.
Editor : Suryo Sukarno