BATANG, iNewsPantura.id - Tim Penggerak PKK Batang bekerja sama dengan PT. Gapura Mas Lestari (GML), dalam pengolahan minyak jelantah menjadi bahan bakar. Melalui pemberdayaan anggota PKK hingga tingkat desa dirasa tepat karena selain meminimalisir limbah, juga membantu perekonomian keluarga dengan mengolah minyak jelantah menjadi pundi-pundi rupiah.
Ketua TP PKK Batang Faelasufa Faiz mengatakan, pemberdayaan ini dilakukan secara sukarela oleh para kader PKK yang ditularkan kepada kaum ibu hingga tingkat desa. Pemberdayaan ini juga menyasar para pelaku UMKM yang turut menyetorkan minyak jelantah hingga terkumpul 1.000 kilogram.
“Pengumpulan minyak jelantah dilakukan di sejumlah titik kumpul yang ditentukan, yakni Kecamatan Tulis dan Kandeman. Setelah terkumpul seluruhnya, kami jual ke PT GML dengan harga jual Rp7 ribu per kilogram untuk dikembalikan berbentuk kas PKK Kecamatan dan dibayarkan ke warga yang mengumpulkan,” katanya, saat ditemui di Pendapa Kabupaten Batang.
Saat ini titik kumpul pengumpulan minyak jelantah ada di dua kecamatan tersebut, karena telah dilengkapi bank sampah,namun ditargetkan 2026 akan tersebar hingga 15 kecamatan. “Saat ini walaupun baru dua kecamatan, jika sudah terlihat keberhasilannya akan direalisasikan di seluruh kecamatan,” jelasnya.
CEO PT. GML Heru fidiyanto menerangkan, kerja sama dengan pemerintah telah terjalin sejak lama termasuk dengan lembaga pendidikan hingga perusahaan-perusahaan di Indonesia. Namun untuk kerja sama dengan TP PKK Batang merupakan yang pertama kalinya.
“Apa yang diinisiasi oleh Ketua PKK Batang ini bisa menginspirasi kabupaten/kota lain di Indonesia nantinya karena bisa menjaga kesehatan warganya. Sebab dengan pemakaian minyak goreng berulang kali, bisa menggangu kesehatan konsumen, seperti menyebabkan kanker dan kolesterol tinggi,” tegasnya.
Dalam pengolahannya nanti akan semakin baik, dari sebelumnya hanya penyaringan saja, untuk diekspor menjadi bahan bakar pesawat. Namun mulai tahun ini, akan disterilkan dari kotoran yang semula 2 persen menjadi 0,2 persen sebelum diekspor.
“Perusahaan yang sudah bekerja sama di antaranya Hoka-Hoka Bento, A&W, Boga Group, Sushi Tei Group, Dua Kelinci, hotel dan lainnya,” terangnya.
Warga Desa Beji Ana dan Sri mengungkapkan, sangat terbantu secara perekonomian dari hasil mengumpulkan minyak jelantah selama dua pekan.
“Dulu saya buang tapi sekarang lebih senang karena dikumpulkan terus bisa nambah uang buat rumah tangga,” ungkapnya.
Sementara itu, Anggota Pokja 3 PKK Tulis Sofi Minarni menerangkan, pengumpulan minyak jelantah telah diintensifkan selama dua pekan dan berhasil mengumpulkan 40 kilogram. “Semoga masyarakat bisa meminimalisir limbah dan bisa menambah pendapatan keluarga,” ujar dia.
Editor : Suryo Sukarno
Artikel Terkait