Marhaban ya Ramadan, bulan penuh berkah dan penuh limpahan rahmat telah tiba, mau wisata religi di bulan suci? Pesona Indah Masjid Cut Meutia bisa jadi solusi.
Bila orang awam melihat sekilas dari kejauhan, tampak seperti gedung tua 3 lantai yang dikelilingi oleh para penjual makanan yang ramai dikunjungi orang.
Masjid Cut Meutia itu tak seperti masjid pada umumnya yang memiliki kubah di bagian atas bangunan. Arsitekturnya pun lebih mengesankan sebuah gedung tua bekas perkantoran ketimbang tempat ibadah. Namun hal itulah yang justru menjadikannya sebagai Cagar Budaya.
Masjid yang terletak di kawasan Kebon Sirih, Menteng, Jakarta Pusat ini punya sejarah panjang yang jauh lebih panjang dan besar daripada luas kawasannya sendiri. Pertama kali dibangun sekitar tahun 1879, bangunan itu awalnya merupakan sebuah kantor arsitek Belanda sekaligus biro pos.
Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut pun silih berganti penghuni dengan satu fungsi yakni gedung perkantoran yang mulai dari kantor Wali Kota Jakarta Pusat, Kantor Perusahaan Daerah Air Minum atau PDAM, hingga kantor Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS).
Gedung tersebut tiba-tiba saja menjadi masjid berkat peran salah satu tokoh nasional yakni AH Nasution yang mendengar aspirasi masyarakat sekitar Kebon Sirih saat itu yang belum punya masjid. Usai gedung MPRS pindah ke Senayan, tempat tersebut lantas diperuntukkan menjadi masjid dan AH Nasution membentuk organisasi remaja masjid di tahun 1984.
Keberadaan Masjid Cut Meutia sendiri baru benar-benar diresmikan saat Gubernur Ali Sadikin mengeluarkan Surat Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 5184/1987 tertanggal 18 Agustus 1987. Peresmian itu membuat bangunan kantor tersebut akhirnya benar-benar menjadi masjid sekaligus cagar budaya.
Setelah menjadi masjid, ditentukan arah kiblat yang dibuat miring sekitar 15 derajat dan ditambahkan barang seperti mihrab tempat imam serta peletakan mimbar khotbah tepat di tengah-tengah gedung.
Sisi kiri gedung atau dekat dengan pintu masuk mobil dijadikan toilet dan tempat wudhu wanita, sementara bagian kanan diperuntukkan untuk pria.
Selain penambahan benda hingga bangunan baru di area parkiran masjid seperti keberadaan cafe ISYEF, bangunan berusia ratusan tahun itu praktis tidak pernah diutak-atik atau mengalami perubahan drastis pada arsitektur ya. Hal itu sebagaimana penuturan salah seorang marbot atau petugas kebersihan sekaligus muadzin masjid yakni Syarif Hidayatullah.
“Tidak ada perubahan berarti, karena ini kan cagar budaya. Hanya paling kecil-kecil kayak lantai yang dulu masih beralaskan karpet, sekarang jadi keramik,” jelas pria tua ramah senyum itu kala diajak berbincang oleh Tim MNC Portal Indonesia di Masjid Cut Meutia, Sabtu 26 Maret 2022.
Petugas yang telah mengabdi kepada masjid sejak tahun 1999 itu membenarkan bahwa Masjid Cut Meutia memang selalu ramai disebabkan oleh lokasinya yang strategis sehingga lantas menjadi denyut nadi kehidupan di Kebon Sirih.
Terlebih menjelang dan saat memasuki momentum bulan suci Ramadhan, aktivitas masjid begitu hidup dimana banyak donasi untuk program-program masjid seperti buka puasa bersama hingga bagi-bagi takjil. Masyarakat sekitar yang menyambung hidup dengan berjualan di area masjid pun turut kecipratan berkahnya.
“Untuk program Ramadhan, Alhamdulillah donasi selalu ada. Para penjual pun senang dan tak jarang ikut menjadi donatur untuk kegiatan seperti buka bersama di masjid,” ungkap Pak Syarif.
Dengan halaman parkir yang luas dan banyaknya penjual makanan dan minuman serta rindangnya pepohonan di area sekitar masjid, tak ayal apabila Masjid Cut Meutia lebih dari sekadar tempat ibadah. Kawasan ini tak pernah sepi dan telah menjadi pusat kehidupan masyarakat, dimana banyak warga yang mengunjungi masjid tidak hanya untuk ibadah saja tetapi bahkan bersantai dan berkumpul melepas penat.
Begitupun Tim MNC Portal Indonesia, yang selepas menjelajahi masjid yang merupakan cagar budaya ini, memutuskan untuk menikmati bubur ayam yang terdapat di salah satu sudut masjid bersama dengan warga yang tampak menikmati sabtu pagi dengan bersantai sambil melahap makanan setelah berolahraga gowes, jogging dan lainnya.
Editor : Hadi Widodo
Artikel Terkait