KUDUS, iNewsPantura.id – Pekan Olahraga Nasional (PON) Bela Diri 2025 di Kudus, Jawa Tengah, memasuki babak baru dengan dimulainya pertandingan cabang pencak silat pada Jumat (17/10) di Djarum Arena, Kaliputu. Sebanyak 271 pesilat dari 34 provinsi ambil bagian dalam ajang ini, memperebutkan medali di nomor tanding dan seni.
Sementara itu, cabang tarung derajat yang telah lebih dulu rampung pada Kamis (16/10), menghadirkan kejutan dengan keberhasilan Nusa Tenggara Barat (NTB) meraih gelar juara umum. Kontingen NTB tampil dominan dengan memborong sembilan medali: lima emas, tiga perak, dan satu perunggu—melampaui target awal tim yang hanya membidik dua emas.
Pelatih kepala tim tarung derajat NTB, Dedy Noorcholish, mengapresiasi kerja keras timnya. Ia menyebut keberhasilan ini merupakan buah dari disiplin dan konsistensi dalam latihan. “Terima kasih kepada Djarum Foundation dan KONI Pusat atas penyelenggaraan PON Bela Diri yang sangat baik. Fasilitas dan atmosfer kompetisinya luar biasa,” ujarnya.
Di bawah NTB, posisi lima besar klasemen akhir tarung derajat ditempati oleh:
Bali (3 emas, 3 perak, 1 perunggu)
Jawa Timur (3 emas, 1 perak, 2 perunggu)
Jawa Barat (3 emas, 4 perunggu)
Jawa Tengah (2 emas, 4 perak, 3 perunggu)
Pencak Silat Dimulai, 271 Pesilat Berlaga
Pertandingan pencak silat resmi dimulai dengan prosesi tradisional Buka Gelanggang, yang diawali atraksi silat menggunakan golok, dilanjutkan penyerahan simbolis kepada Technical Delegate PON, Agung Nugroho. Upacara ini menjadi doa pembuka agar pertandingan berlangsung aman dan lancar.
Hari pertama pertandingan mempertandingkan nomor tanding putra dan putri di tiga arena yang telah disiapkan. Mengingat total kelas mencapai 16, setiap kontingen dibatasi maksimal 10 atlet guna menjaga keseimbangan dan kualitas kompetisi.
Salah satu pesilat muda yang mencuri perhatian di hari pembuka adalah Siti Khairani S. Mokoginta (17), wakil Gorontalo yang tampil gemilang dengan kemenangan telak 33-0 atas pesilat Papua Tengah. “Perjalanan jauh dari Gorontalo akhirnya terbayar lunas. Semoga bisa terus melaju sampai final dan membawa pulang emas,” ujar Echa, sapaan akrabnya.
Atlet lainnya, Steivy Maleke dari Papua Barat, juga mengaku siap bertanding. Ia dan timnya menempuh rute panjang dari Manokwari sebelum tiba di Kudus. Meski belum berlaga, Steivy optimistis kontingennya mampu bersaing. “Kami datang ke sini dengan semangat juara. Target kami jelas: pulang dengan banyak medali,” tegasnya.
Laga Berlangsung Lima Hari, Final Digelar 21 Oktober
Pertandingan pencak silat dijadwalkan berlangsung selama lima hari, dari babak penyisihan hingga final. Puncak kompetisi sekaligus penyerahan medali akan digelar pada Selasa (21/10). Nomor seni hanya mempertandingkan satu kategori untuk masing-masing putra dan putri.
Antusiasme tinggi dari seluruh kontingen mencerminkan pentingnya pencak silat sebagai salah satu olahraga bela diri andalan Indonesia. Kehadiran ratusan atlet juga menunjukkan komitmen daerah dalam membina generasi pesilat masa depan.
Editor : Suryo Sukarno
Artikel Terkait