BLORA, iNewsPantura.id — Tiga pohon jati raksasa berusia ratusan tahun di kawasan wisata Goa Terawang Ecopark, Kecamatan Todanan, Kabupaten Blora, akhirnya ditebang oleh Perum Perhutani KPH Blora.
Langkah ini diambil setelah pohon-pohon tua tersebut dinilai berpotensi membahayakan keselamatan pengunjung.
Pantauan di lokasi menunjukkan, Waka ADM KPH Blora Arief Silvy turun langsung memantau proses penebangan bersama sejumlah petugas kehutanan.
Kegiatan berlangsung sejak pagi dengan pengawasan ketat dan melibatkan berbagai pihak, termasuk PLN Blora, Telkom, Polsek Todanan, dan TNI.
“Kami sudah berkoordinasi dengan seluruh instansi terkait untuk memastikan proses berjalan aman dan sesuai aturan,” jelas Arief Silvy di sela kegiatan.
Ia menambahkan, penebangan ini merupakan tahap lanjutan dari kegiatan sebelumnya pada Jumat (24/10).
“Untuk hari ini, kami targetkan semua pohon bisa selesai ditebang. Setelah itu, hasil tebangan akan dikirim ke TPK Banjarwaru, Ngawen, untuk dilakukan pendataan,” ujarnya.
Polisi Kawal Ketat, Warga Antusias Menyaksikan
Dari pihak kepolisian, Kanit Reskrim Polsek Todanan Aipda Suparyoto membenarkan adanya kegiatan tersebut dan memastikan pengamanan di lapangan berjalan lancar.
“Kami ikut melakukan pengawalan agar tidak ada gangguan keamanan maupun penyimpangan selama proses berlangsung,” tegas Suparyoto.
Proses penebangan ini menarik perhatian warga sekitar, lantaran pohon-pohon jati itu telah berdiri kokoh selama puluhan bahkan ratusan tahun dan menjadi bagian dari panorama khas Goa Terawang, salah satu destinasi wisata unggulan Blora bagian barat.
Meski sebagian warga menyayangkan karena faktor sejarah dan estetika, banyak pula yang mendukung langkah ini demi keselamatan pengunjung, terutama saat musim hujan dan angin kencang.
Langkah Preventif di Tengah Keindahan Alam Goa Terawang
Kawasan Goa Terawang sendiri merupakan salah satu ikon wisata alam Kabupaten Blora, yang dikelola oleh Perhutani bersama masyarakat sekitar.
Keberadaan pohon jati besar memang menjadi daya tarik tersendiri, namun juga menimbulkan risiko jika kondisi pohon mulai rapuh akibat usia.
Dengan langkah ini, Perhutani menegaskan komitmennya menjaga aspek keamanan, konservasi, dan kenyamanan wisatawan, tanpa mengabaikan nilai-nilai pelestarian alam.
Editor : Suryo Sukarno
Artikel Terkait
