BANYUMAS , iNewsPantura.id – Transaksi non-tunai menggunakan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) kian menjadi tren di Banyumas Raya. Seiring meningkatnya literasi keuangan digital, masyarakat semakin terbiasa bertransaksi tanpa uang tunai, baik di pusat perbelanjaan modern, pasar tradisional, hingga lapak UMKM.
QRIS dinilai praktis, cepat, dan aman, sehingga menjadi pilihan utama dalam aktivitas jual beli sehari-hari. Tren positif ini tidak lepas dari peran aktif perbankan, Bank Indonesia Kantor Perwakilan Purwokerto, serta dukungan pemerintah daerah yang secara intensif melakukan sosialisasi dan pendampingan kepada pelaku usaha.
Adopsi QRIS di kalangan UMKM juga terus meluas. Selain memudahkan pembayaran, sistem ini membantu pelaku usaha melakukan pencatatan transaksi secara lebih rapi serta meningkatkan kepercayaan konsumen. Proses pendaftaran yang mudah dan biaya yang relatif terjangkau menjadi faktor pendorong tingginya minat pelaku usaha.
Salah satu pedagang kuliner, Novia Rusanti, pemilik warung opor dan rica, mengaku langsung menggunakan QRIS sejak awal membuka usahanya.
“Pendaftarannya praktis dan cepat. Tinggal menghubungi pihak bank, mereka datang ke warung dan langsung terdaftar. Transaksi jadi lebih efektif, meski belum semua pembeli pakai QRIS, tapi sekarang sudah banyak yang non-tunai,” ujarnya.
Data Bank Indonesia Kantor Perwakilan Purwokerto menunjukkan pertumbuhan transaksi QRIS yang sangat signifikan dalam tiga tahun terakhir. Kepala Perwakilan BI Purwokerto, Christoveny, menyebutkan volume transaksi QRIS pada 2023 tercatat 10.005.942 transaksi, meningkat menjadi 35.314.191 transaksi pada 2024, dan melonjak tajam pada 2025 hingga 90.715.971 transaksi.
Dari sisi nominal, nilai transaksi QRIS juga mengalami lonjakan. Pada 2023 tercatat sebesar Rp1,08 triliun, naik menjadi Rp3,5 triliun pada 2024, dan kembali meningkat pada 2025 hingga Rp8,23 triliun.
Pertumbuhan serupa juga terlihat pada jumlah merchant. Pada 2022 tercatat 322.835 merchant, meningkat menjadi 396.280 merchant pada 2023, 474.892 merchant pada 2024, dan pada 2025 bertambah menjadi 595.388 merchant.
“Angka ini mencerminkan adopsi sistem pembayaran digital di Banyumas Raya semakin luas. Implementasi QRIS tidak hanya mempermudah transaksi non-tunai, tetapi juga mendorong efisiensi operasional dan pertumbuhan ekonomi daerah,” ujar Christoveny.
Dengan tren yang terus meningkat, ekosistem ekonomi digital di Banyumas Raya diharapkan semakin kuat dan inklusif. Transparansi dan efisiensi transaksi dinilai mampu mendorong pertumbuhan UMKM sekaligus mendukung program inklusi keuangan nasional, seiring perubahan perilaku masyarakat menuju transaksi digital yang lebih modern dan berkelanjutan.
Editor : Suryo Sukarno
Artikel Terkait
