KUDUS, iNewsPantura.id – Pemerintah Kabupaten Kudus terus memperluas akses air bersih bagi masyarakat. Upaya tersebut diwujudkan melalui peresmian Program Air Minum Desa (Pamdes) berbasis energi hijau di Desa Tumpangkrasak, Kabupaten Kudus.
Program ini merupakan hasil kolaborasi Corporate Social Responsibility (CSR) KSB Indonesia dengan Institut Teknologi Bandung (ITB), yang diresmikan langsung oleh Bupati Kudus Sam’ani Intakoris, Senin (22/12/2025).
Bupati Sam’ani menegaskan bahwa air bersih merupakan kebutuhan dasar yang sangat menentukan kualitas kesehatan masyarakat. Karena itu, kehadiran Pamdes berbasis energi terbarukan ini diharapkan mampu memberikan manfaat jangka panjang bagi warga desa.
“Hari ini kita meresmikan dua Pamdes hasil kolaborasi ITB dan KSB Indonesia. Air bersih adalah kebutuhan dasar dan menjadi kunci utama terwujudnya masyarakat yang sehat. Terima kasih kepada ITB dan KSB Indonesia atas kontribusinya. Inovasi panel surya ini juga sejalan dengan komitmen Kabupaten Kudus dalam mendorong penggunaan energi hijau,” ujarnya.
Lebih lanjut, Bupati menjelaskan bahwa pengelolaan Pamdes akan diserahkan kepada Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) atau Koperasi Desa Merah Putih. Pemerintah desa bersama masyarakat bertanggung jawab atas pemeliharaan dan operasional agar layanan air bersih dapat berjalan secara berkelanjutan.
“Pengelolaan Pamdes nantinya dilakukan oleh BUMDes atau Kopdes Merah Putih. Pemerintah desa dan masyarakat berkewajiban menjaga dan menjalankan operasionalnya. Harapannya, fasilitas ini bisa dimanfaatkan secara optimal dan berkelanjutan,” imbuhnya.
Kepala Desa Tumpangkrasak, Sarjono Saputro, menyampaikan apresiasi atas terealisasinya program Pamdes berbasis energi hijau tersebut. Menurutnya, kehadiran fasilitas air bersih ini sangat dibutuhkan warga, terutama untuk menjamin ketersediaan air yang layak dan aman.
“Selama ini sebagian warga masih mengandalkan sumur dengan kualitas air yang terbatas. Dengan adanya Pamdes ini, kami berharap kebutuhan air bersih masyarakat bisa terpenuhi secara lebih baik, merata, dan berkelanjutan. Kami juga berkomitmen untuk merawat dan mengelola fasilitas ini agar manfaatnya benar-benar dirasakan warga,” ujar Sarjono.
Perwakilan KSB Indonesia, Arman Reyes Furqon, menyebutkan bahwa sistem pompa air yang dikombinasikan dengan panel surya tersebut merupakan yang pertama diterapkan di Indonesia.
“Produk pompa yang dikombinasikan dengan panel surya ini merupakan yang pertama di Indonesia, dan Desa Tumpangkrasak menjadi pionirnya. Kami berharap teknologi ini dapat direplikasi di daerah lain. Ke depan, kami juga akan melakukan evaluasi bersama ITB,” ungkap Arman.
Pemilihan Desa Tumpangkrasak sebagai lokasi program didasarkan pada kondisi kualitas air tanah yang cenderung menurun akibat jarak sumur dan septic tank yang relatif berdekatan. Untuk menjaga kualitas air, pengambilan air dilakukan pada kedalaman 50 hingga 80 meter sehingga tidak mengganggu sumur dangkal milik warga. Setiap unit pompa memiliki debit 1,2 meter kubik per jam dan dinilai aman untuk memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat, termasuk saat musim kemarau.
Sementara itu, Direktur Pengabdian Masyarakat dan Layanan Kepakaran (DPMK) ITB, Prof. Zulfiadi Zulhan, menilai program Pamdes ini sebagai terobosan penting dalam pemanfaatan energi terbarukan untuk kebutuhan dasar masyarakat.
“Ini merupakan pionir penggunaan energi hijau melalui solar cell yang dikombinasikan dengan pompa air. Inovasi ini sangat baik untuk masa depan dan dapat menjadi contoh pengembangan teknologi berkelanjutan,” katanya.
Melalui program Pamdes berbasis energi terbarukan tersebut, Pemerintah Kabupaten Kudus berharap pemerataan akses air bersih semakin meningkat, berkelanjutan, serta mampu mendukung kualitas hidup dan kesehatan masyarakat desa dalam jangka panjang.
Editor : Suryo Sukarno
Artikel Terkait
