Pekalongan, iNews - Seperti tahun sebelumnya, pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) kembali ditiadakan. Meski begitu, hal itu rupanya belum dapat mengubah persepsi masyarakat yang beranggapan bahwa Ujian Nasional adalah penentu kelulusan siswa. Padahal, dalam Undang-undang Sisdiknas, UNBK hanya merupakan perangkat untuk mengukur kemampuan siswa sekaligus evaluasi pembelajaran di setiap satuan pendidikan.
Kepala Bidang SD Dinas Pendidikan Kota Pekalongan, Unang Suharyogi, menyatakan, kelulusan siswa ditentukan oleh tiga hal. Yaitu, menyelesaikan program pembelajaran di masa pandemi Covid-19 yang dibuktikan dengan rapor tiap semester, memperoleh nilai sikap atau perilaku minimal baik, dan mengikuti ujian yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan.
Unang menyebutkan, pada tiap-tiap jenjang pendidikan memiliki perbedaan jumlah mata pelajaran yang diuji. Untuk jenjang SD sebanyak 11 mapel dan jenjang SMP sebanyak 13 mapel. Meski begitu, jumlah mapel tersebut tidak termasuk mapel penciri masing-masing sekolah.
Unang menjelaskan, setiap sekolah diberi kewenangan untuk mengadakan ujian sekolah yang wajib diikuti para siswanya, sesuai kebutuhan sekolah. Menurut Unang ada kendala tersendiri pada tahun ini. "Pembelajaran Tatap Muka (PTM) 100% yang belum lama dilakukan ini menjadi tantangan bagi para guru untuk menilai sikap dan perilaku siswa. Namun saya yakin para guru memiliki cara jitu untuk menentukan nilai," tukas Unang.
Unang mengimbau agar penerapan protokol kesehatan terus ditekankan, begitu juga vaksinasi dosis lengkap untuk disegerakan sehingga para siswa semakin nyaman dan merasa aman untuk belajar atau berangkat ke sekolah.
Editor : Ribut Achwandi
Artikel Terkait
