Aktris Happy Salma sukses memerankan Inggit Garnasih, istri kedua Presiden Soekarno di Gedung Pertunjukan Ciputra Artpreneur Theatre, Jakarta, Kamis (19/5/2022).
Happy Salma kembali memerankan sosok Inggit Garnasih pada pentas monolog yang dihadirkan secara berbeda, dalam bentuk teater musikal. Pementasan yang terinspirasi dari roman Kuantar Ke Gerbang karya Ramadhan KH, akan berlangsung pada Jumat dan Sabtu, 20 dan 21 Mei 2022, pukul 20.00 WIB di Ciputra Artpreneur Theatre, Kuningan, Jakarta. Pentas ini merupakan persembahan Titimangsa bersama Bakti Budaya Djarum Foundation.
Inggit Garnasih adalah istri kedua dari Presiden pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno. Selama 20 tahun pernikahan, Inggit telah setia mengantar Soekarno lulus dari sekolahnya di Technische Hoogeschool te Bandoeng (sekarang ITB), mendukung ekonomi keluarga saat Soekarno memulai pergerakan awalnya dalam berorganisasi, menghidupi Soekarno dengan berjualan jamu, alat-alat rumah tangga dan pertanian, merawat semangatnya saat Soekarno ditahan di penjara Sukamiskin, mendampinginya dalam pengasingannya di Ende dan Bengkulu.
Saat Bung Karno akan sampai di gerbang Istana menjelang kemerdekaan bangsa yang didamba, Inggit mengemas barang-barang dan kenangan dalam koper tuanya dan kembali ke Bandung. Inggit memilih mempertahankan martabatnya sebagai perempuan dan menolak dimadu ketika Soekarno menyatakan ingin menikah lagi. Meski Inggit dijanjikan menjadi istri utama, Inggit memilih mengatakan tidak kepada Bapak pendiri bangsa ini.
Dalam pertunjukan monolog ini, Happy Salma sukses memerankan Inggit Garnasih dan mendapatkan tepuk tangan dari para penonton yang menyaksikan pertunjukan ini.
Pandemi yang melanda Indonesia sejak 2 tahun ini membuat beragam kegiatan seperti panggung seni pertunjukan terhenti. Namun, kini pemerintah mulai melonggarkan aturan pembatasan terkait pencegahan pandemi Covid-19 sebagai langkah awal transisi dari pandemi ke endemi.
Hal ini juga memungkinkan Titimangsa kembali menampilkan produksi ke-53 di atas panggung setelah sempat tertunda selama 2 tahun.
Editor : Hadi Widodo
