“Hipertensi merupakan salah satu faktor risiko untuk terjadinya kelainan jantung. Jadi kalau jemaah dengan aktivitas yang tinggi dan tidak dikontrol obat obatan, menyebabkan tekanan darahnya naik dengan cepat, jadi itu bisa memicu untuk munculnya kelainan jantung.” jelasnya
Kendati demikian, dr Rizki mengatakan para jemaah haji perlu memahami batas kemampuan fisik diri sendiri, mengingat ibadah haji merupakan ibadah yang melibatkan aktivitas fisik berat. Selain itu jemaah juga diminta untuk minum obat rutin tepat waktu.
"Setiap jemaah yang kemudian merasakan adanya keluhan, sebaiknya langsung sampaikan kepada dokter kloternya untuk dievaluasi apakah ada masalah dengan kondisi kesehatannya,” ucapnya.
Dia menyebut terdapat tiga jenis kelainan jantung yang dialami oleh jamaah yang dirawat di KKHI Makkah, baik yang menjalani rawat jalan maupun rawat inap. "Kelompok pertama yang paling banyak masuk kepada kelompok gagal jantung,” ungkapnya.
Editor : Hadi Widodo