KEMENKES mencatat penyakit jantung banyak dialami para jemaah haji Indonesia yang kambuh akibat aktivitas fisik terlalu berat, diketahui memasuki hari ke-28 tercatat ada 14 jemaah haji asal Indonesia yang meninggal.
Tim dokter Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah, dr Mohammad Rizki Akbar, Sp.JP(K) menyampaikan sedikitnya melayani 10 pasien penyakit jantung di pelayanan rawat jalan KKHI Makkah setiap harinya.
"Di poli risti (poli rawat jalan untuk jemaah risiko tinggi), kami melakukan pelayanan antara 10-20 pasien per hari” ujar dr. Rizki dilansir dalam laman resmi Kemenkes, Kamis (30/6/2022).
Penyakit Jantung menggambarkan kondisi jantung mengalami gangguan. Kondisi tersebut banyak dialami para jemaah haji Indonesia, yang kambuh akibat aktivitas fisik terlalu berat.
Sementara itu, menurut dr Rizki bukan hanya aktivitas fisik yang berat. Umumnya pasien sudah memiliki faktor lain pemicu yaitu hipertensi, ditambah dengan cuaca yang ekstrim di Arab Saudi.
“Hipertensi merupakan salah satu faktor risiko untuk terjadinya kelainan jantung. Jadi kalau jemaah dengan aktivitas yang tinggi dan tidak dikontrol obat obatan, menyebabkan tekanan darahnya naik dengan cepat, jadi itu bisa memicu untuk munculnya kelainan jantung.” jelasnya
Kendati demikian, dr Rizki mengatakan para jemaah haji perlu memahami batas kemampuan fisik diri sendiri, mengingat ibadah haji merupakan ibadah yang melibatkan aktivitas fisik berat. Selain itu jemaah juga diminta untuk minum obat rutin tepat waktu.
"Setiap jemaah yang kemudian merasakan adanya keluhan, sebaiknya langsung sampaikan kepada dokter kloternya untuk dievaluasi apakah ada masalah dengan kondisi kesehatannya,” ucapnya.
Dia menyebut terdapat tiga jenis kelainan jantung yang dialami oleh jamaah yang dirawat di KKHI Makkah, baik yang menjalani rawat jalan maupun rawat inap. "Kelompok pertama yang paling banyak masuk kepada kelompok gagal jantung,” ungkapnya.
Diketahui kelompok pertama ini mengalami sesak nafas, juga mudah lelah saat beraktivitas. Mereka biasanya ditandai dengan adanya bengkak di tungkai kaki, lanjut dr Rizki.
Sementara kelompok kedua adalah pasien dengan keluhan nyeri dada. Hal ini terjadi karena adanya penyempitan pembuluh darah di jantung. Kemudian, kelompok ketiga adalah pasien yang datang dengan keluhan berdebar.
Dengan begitu, dia menyarankan para jamaah yang memiliki faktor risiko jantung harus segera menyampaikan kepada petugas kesehatan di kloter, baik kepada dokter maupun perawat. Sehingga segera dapat dilakukan evaluasi terhadap kondisi jemaah dan diputuskan tindakan yang dibutuhkan jemaah.
Editor : Hadi Widodo