JAKARTA - Kabar heboh dan ramai diperbincangkan di sosial media dalam beberapa waktu lalu beredar sebuah narasi yang menyebut di awal tahun hingga Agustus 2022 cuaca akan terasa dingin akibat fenomena aphelion.
Kabar hoaks tersebut sempat beredar di WhatsApp dan media sosial lainnya. Namun, benarkah demikian?
Peneliti Pusat Riset Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Andi Pangeran dengan tegas membantah kalau fenomena Aphelion bisa membuat Bumi sangat dingin.
Diolah dari keterangan resmi LAPAN, Senin (24/1/2022), Andi menjelaskan bahwa fenomena Aphelion adalah kondisi di mana Bumi punya jarak paling jauh dari Matahari.
"Bumi mencapai jarak terjauhnya dari Matahari pada 4 Juli 2022 dengan jarak 152.098.455 Km. Sejak 1800, terjadinya fenomena Aphelion dalam 200 tahun terakhir selalu berlangsung pada Juli," kata Andi.
Dia menegaskan, Aphelion tidak berdampak pada kenaikan maupun penurunan suhu di permukaan Bumi. Namun, faktor klimatologis atau iklim yang turut berperan besar dalam perubahaan suhu.
"Intensitas Matahari bervariasi, anatar 1.321,5 W/m2 saat Aphelion atau kurang lebih 3,4% dari rata-ratanya (1.366 W/m2)," paparnya.
Sehingga, sambung Andi, suhu efektif di permukaan Bumi cuma bakal bervariasi kurang lebih 2,4 derajar Celsius dari rata-ratanya (15 derajat Celcius).
Editor : Hadi Widodo